Tips biar Bisa Hidup Hemat di Jakarta dengan Gaji UMP

Tips biar Bisa Hidup Hemat di Jakarta dengan Gaji UMP

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Sabtu, 26 Agu 2023 21:01 WIB
Sejumlah pekerja beraktivitas saat jam pulang kantor di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (29/11/2022). Pemprov DKI Jakarta menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2023 sebesar Rp326.953 atau 5,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 4.900.798.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pernahkah berpikir berapa gaji yang cukup buat hidup layak di Jakarta? Apakah UMP DKI Jakarta saat ini cukup untuk memenuhi standar hidup layak di Ibu Kota?

Sebagai ibu kota negara, perlu diakui bahwa DKI Jakarta memang memiliki biaya hidup yang tergolong tinggi dibanding daerah lain. Hal ini nampak dari dari bagaimana UMP Jakarta merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.

Membahas mengenai UMP, untuk 2023 ini UMP DKI Jakarta ditetapkan naik 5,6% atau sebesar Rp 326.953 dari tahun 2022 lalu. Melalui kenaikan ini, makan UMP DKI Jakarta 2023 menjadi Rp 4.900.798.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikenal mahal, lantas apa yang bisa dilakukan dengan gaji sebesar UMP agar dapat hidup hemat di ibu kota?

Pakar perencana keuangan Eko Endarto menjelaskan bahwa untuk dapat hidup hemat di Jakarta, seseorang perlu membuat skala prioritas dari pengeluarannya. Sebab dengan memiliki skala prioritas kita dapat menentukan jumlah pengeluaran yang dibutuhkan.

ADVERTISEMENT

Adapun skala prioritas dapat disusun atas 4 jenis pengeluaran, yakni: cicilan hutang, pengeluaran untuk investasi, proteksi, dan kosumsi. Sesudah itu barulah yang bersangkutan perlu alokasikan dana sesuai kegunaannya.

Lebih lanjut Eko menjelaskan bahwa cicilan hutang yang dimiliki oleh seseorang sebaiknya tidak lebih dari 30% penghasilan. Sedangkan pengeluaran untuk investasi atau tabungan sebaiknya sekitar 10%.

"untuk pengeluaran investasi kan kita bisa gunakan untuk menabung emas, atau mungkin sekarang ini sudah banyak yang lebih mengerti reksadana atau saham. kan sekarang gak perlu keluar banyak untuk itu," jelas Eko Endarto kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Di sisi lain untuk pengeluaran proteksi kurang lebih 10% pengeluaran. Namun menurut Eko untuk pengeluaran proteksi ini mungkin bisa lebih murah karena biasanya biaya tersebut sudah ditanggung kantor atau perusahaan.

Barulah sisa dari penghasilan itu dapat digunakan untuk konsumsi atau memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari seperti makan, transportasi, biaya kuota internet, dan lain sebagainya. "Sesudah bayar hutang sesudah nabung ya baru sisanya dapat digunakan," ujar Eko.

Menurutnya dengan mengikuti langkah tersebut seseorang dapat mengelola keuangannya dengan lebih baik sehingga dapat hidup lebih hemat di Jakarta.

(fdl/fdl)

Hide Ads