Menakar Untung Investasi di Surat Utang Pemerintah

Menakar Untung Investasi di Surat Utang Pemerintah

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 05 Okt 2019 16:30 WIB
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta - Generasi milenial kini bisa memilih beragam instrumen untuk mulai berinvestasi. Mulai dari reksa dana, emas, properti sampai surat utang milik pemerintah.

Peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah merupakan instrumen yang aman untuk pemula.

Pemerintah saat ini memiliki beberapa jenis surat utang yang bisa dibeli secara ritel atau dengan harga yang lebih murah. Dengan surat utang pemerintah ini, berapa kira-kira imbal hasil yang didapatkan oleh generasi milenial dalam beberapa tahun ke depan?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau mulai investasi di umur 20 tahun dan awal investasi Rp 50 juta, 10 tahun kemudian bisa dapat sekitar Rp 98 juta," kata Bhima saat dihubungi detikcom, Sabtu (5/10/2019).

Dia mengatakan, dengan investasi yang rutin maka pada usia 30 tahun sudah memiliki aset dengan jumlah yang lumayan.



Bhima mengatakan, jumlah yang cocok untuk diinvestasikan adalah tergantung pendapatan.

"Kalau baru mulai kerja ya 30% dari gaji bisa diinvestasikan secara rutin per bulan. Harus dipisahkan dengan rekening lain, agar tidak tercampur dengan pengeluaran lain," ujarnya.

Dalam berinvestasi, generasi milenial harus disiplin dan konsisten. Selain itu harus memahami skema dan risiko investasi yang diambil. Kemudian juga harus banyak melakukan riset sampai ikut seminar.

"Jadi memang harus belajar dari kegagalan orang lain juga," imbuh dia.

Sekadar informasi pemerintah saat ini memiliki obligasi ritel dengan seri ORI016 seri yang diterbitkan secara online. Investasi ini disebut cocok dengan milenial karena kuponnya 6,8% per tahun. Dengan pemesanan minimum Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar.

Sebelumnya pemerintah juga memiliki instrumen investasi bernama Savings Bond Ritel (SBR) yang ditujukan untuk investor ritel domestik. Minimum pemesanan juga mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 3 miliar. Perhitungan kupon di kisaran 7,2% per tahun.




(kil/eds)

Hide Ads