Satgas Waspada Investasi (SWI) mengingatkan agar masyarakat jangan ikut-ikutan alias FOMO bila ingin melakukan investasi. Ketua SWI Tongam L Tobing menyatakan bila mau memilih instrumen investasi harus tahu risikonya terlebih dahulu.
Tongam mengatakan sebelum melakukan investasi masyarakat harus menyesuaikan risiko dari instrumen yang dipilih. Kemudian disesuaikan dengan profil keuangan masing-masing.
Menurutnya, perlu diketahui juga tidak ada satu jenis investasi pun yang sepenuhnya aman. Penurunan dan kerugian itu adalah hal biasa dalam dunia investasi. Dia mencontohkan aset kripto Bitcoin yang pernah booming, namun kini sudah rendah sekali penurunan nilainya.
"Perlu kita sampaikan tidak ada suatu investasi yang aman, untung terus? Nggak ada, semua bisa aja turun kok. Kripto saja ya, dia bisa turun Rp 300 juta sampai sekarang padahal dulu naik sekali. Aman atau tidak itu kita harus pahami risikonya, yang sering bikin orang stres risikonya itu," ungkap Tongam dalam sesi Instagram Live OJK, Rabu (16/3/2022).
Lebih lanjut, investasi juga jangan ikut-ikutan, apalagi sampai ikut-ikutan cuma karena instrumen investasi ditawarkan oleh artis idola.
Dia mencontohkan apa yang terjadi kepada banyak ibu-ibu yang kaget investasi kripto Asix milik Anang Hermansyah. Kini justru nilai token Asix sudah anjlok jauh dan banyak kaum ibu-ibu yang asal menyetorkan uang langsung ramai-ramai mengeluh.
"Misal token Asix Anang kemarin itu, ibu-ibu beli, borong, Mungkin karena idola itu kan. Ini kan harga jatuh sekarang. Ini jauh sekali jatuhnya kan sekarang. Kalau dibilang aman, aman nggak? Aman dari mana," tutur Tongam.
Maka dari itu, Tongam kembali mengingatkan jangan FOMO bila ingin investasi. Risiko pasti ada, jangan menyesal bila memaksakan profil risiko dan investasinya malah merugi.
"Makanya jangan tertipu. Risiko naik turun kalau mau investasi harus disadari, jangan menyesal kalau invest turun," kata Tongam.
Simak Video "Gesture Jokowi Saat Tahu Izin Investasi di RI Berbulan-bulan"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/das)