Anti Robot Trading! Nih Investasi yang Kasih Cuan Sambil Rebahan

Anti Robot Trading! Nih Investasi yang Kasih Cuan Sambil Rebahan

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 28 Mar 2022 07:00 WIB
Ilustrasi investasi uang kripto.
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Robot trading hingga kini masih ramai di kalangan orang yang berinvestasi. Paling baru adalah ditangkapnya bos Robot trading Fahrenheit oleh Dittipideksus Bareskrim Polri.

Memang, robot trading ini biasanya digunakan sebagai tools berinvestasi. Namun yang belakangan ramai adalah robot trading bodong atau ilegal. Rata-rata mereka memakai trik marketing 'dapat cuan meski sambil rebahan'.

Modus penipuan yang menggunakan robot trading ini beragam mulai dari menawarkan paket-paket investasi. Kemudian paket itu ditawarkan dengan skema member get member. Mudahnya, seperti sistem multilevel marketing (MLM).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi, yang keuntungan yang didapatkan dari pelaku penipuan ini adalah keuntungan dari hasil mengakuisisi member baru yang bergabung.

Pihak Bappebti M Syist bahkan menyebut jika penawaran investasi berkedok forex ini kerap kali mendompleng legalitas pialang berjangka yang memiliki izin usaha dari Bappebti, menjadi introducing broker (IB) dari pialang luar negeri, penawaran binary option atau kontrak komoditas seperti emas dan kontrak mata uang.

ADVERTISEMENT

Apa arti robot trading sebenarnya? Dikutip dari Investopedia, robot trading dalam forex adalah sebuah sistem perdagangan algoritmik.

Nah dengan robot trading ini transaksi perdagangan akan dijalankan secara otomatis. Dengan menggunakan sinyal pergerakan pasar untuk memutuskan aksi beli atau jual di saat waktu tertentu.

Intinya, investor yang menggunakan tools robot trading ini nggak perlu repot-repot memantau pergerakan pasar dan memikirkan strategi beli dan jual.

Profesional trader Desmond Wira mengungkapkan, sebenarnya dalam robot trading tak ada kepastian untuk meraup keuntungan setiap hari. Jika ada sebuah platform menawarkan keuntungan besar setiap hari maka hal ini perlu dicurigai.

"Harus dibedakan dulu robot tradingnya seperti apa. Dalam trading asli profit tinggi itu tidak mungkin. Setiap hari profit terus, misalnya profit 9 kali dan rugi 1 kali itu mencurigakan juga," kata Desmond dikutip dari program d'Mentor.

Hal ini wajib diingat karena sesuai prinsip trading menggunakan robot, tak pernah ada keuntungan mutlak. Harus berhati-hati jika ada penawaran dengan sistem member get member.

"Kalau kita mau trading pakai robot, mestinya itu tidak ada semua. Karena dengan robot yang asli kita bisa invest dengan nilai seberapa pun yang kita punya dan mau broker manapun. Itu ciri-ciri yang perlu diketahui masyarakat luas," jelas dia.

Deretan kasus robot trading yang makan banyak korban. Baca di halaman berikutnya.

Maraknya kasus robot trading yang merupakan penipuan ini, membuat Bappebti tak tinggal diam. Kini mereka sedang mengkaji aturan hukum untuk investasi robot trading.

Hal ini karena aktivitas investasi bodong yang sering menggunakan robot trading sebagai kedok makin meresahkan di kalangan masyarakat. "Robot trading itu sebenarnya tidak ada trading-nya, hanya skemanya ponzi," kata Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana.

Karena itulah Bappebti sedang menyusun regulasi untuk mengatur aktivitas robot trading ini. "Jadi betul ada kekosongan hukum, betul, karena sampai sekarang kita belum ada yang mengatur mengenai robot trading, dan kita sedang melakukan kajian. Saya setuju tadi memang selalu regulasi itu lebih lambat dibandingkan perkembangan teknologi. Karena perkembangan teknologi ini kan perkembangannya hampir eksponensial, kita agak sulit mengejar tapi paling tidak kita coba tidak ketinggalan untuk robot trading," jelasnya.

Tak cuma Bappebti, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) juga sedang memantau berbagai robot trading bermodus investasi. Kepala PPATK Ivan Yustiavananda mengungkapkan PPATK sedang berdiskusi terkait kasus tersebut.

Cerita Korban Robot Trading

Salah satu korban robot trading platform Fahrenheit Chris Ryan mengungkapkan jika dia bersama ratusan orang lain telah rugi hingga triliunan rupiah. Awalnya Ryan mengaku aktivitas trading masih aman karena masih mencatatkan profit.

Namun akhir Januari platform itu dihentikan karena sedang mengurus perizinan dan harus dibekukan. Kemudian 7 Maret 2022 para trader ini ingin beraktivitas lagi namun terus-terusan minus hingga uangnya terkuras. Investasi mulai dari US$ 500 hingga US$ 1,5 juta.

"Selama satu jam me-margin call-kan, me-loss-kan, semua investasi hilang dan itu diduga sampai Rp 5 triliun," tutur Chris Ryan.

Sebelum Fahrenheit tahun lalu Sunton Capital juga membuat heboh. Salah satu korban menceritakan jika dia menyetorkan US$ 2.000 untuk trading. Komoditas yang digunakan saat itu oil sampai silver.

Dia menyebutkan, setelah member tidak bisa melakukan withdrawal, seluruh transaksi dihentikan dan tidak ada penjelasan. "Abis itu kabur, sebelumnya ada penjelasan ini drama sekali, leader saya sempat bilang habis trading coba WD ya, tapi gimana orang sudah di-margin call. Mereka itu jago banget mainin psikologi," ujar dia.

Untuk skema pendaftaran, Sunton meminta untuk mengajak downline dan akan mendapatkan komisi dari setiap tradingnya. Jadi broker bisa mendapatkan komisi dari setiap transaksi.

Berikutnya robot trading MarkAI juga menelan banyak korban. Saat itu MarkAI memblokir akses penarikan dana milik investor hingga membuat website down dan customer service tak bisa dihubungi.

Salah satu korban MarkAI, Shella menyebutkan sistem yang digunakan di MarkAI adalah penyewaan robot selama 30 hari dengan harga Rp 31 ribu sampai Rp 7,75 juta. Modal kerja yang dibutuhkan adalah US$ 30 atau Rp 465 ribu ngiia US$ 10 ribu atau sebesar Rp 155 juta.

Dalam tabel rencana keuangan Mark AI ini menggunakan patokan dolar AS yang perhitungannya 1 dolar sama dengan Rp 15.000. Padahal dari data Jakarta Interbank Spot dollar Rate (Jisdor) saat ini dolar Rp 14.080.

Masih ada kok investasi lain yang juga bisa kasih cuan sambil rebahan. Baca di halaman berikutnya.

Jangan Diskip! Perhatikan Ini Sebelum Investasi

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho menanggapi terkait fenomena robot trading yang sedang ramai ini. Menurut dia, robot trading yang asli ini tak pernah sama sekali berkonsem MLM dan menawarkan paket-paket investasi. Jadi robot ini akan mengambil keputusan kapan kita bisa jual dan membeli. Sehingga membuat investor agak lebih santai, meskipun nggak bisa dibilang santai juga.

Andy menyebutkan, jika memang ingin berinvestasi yang lebih aman bisa memilih instrumen yang risikonya rendah. Tapi yang harus diperhatikan dalam investasi adalah high risk high return. Jika ingin keuntungan tinggi maka harus paham betul dengan risiko yang akan ditemui.

Jika memang ingin lebih aman maka bisa memilih reksa dana atau emas tapi memang untuk jangka panjang. "Sederhananya berinvestasi pada reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi," jelas dia.

Dikutip dari laman resmi idx.co.id disebutkan reksa dana adalah alternatif investasi bagi pemoda kecil dan yang tak punya banyak waktu untuk menghitung risiko atas iinvestasi mereka. Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, ertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.

Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

Selain itu sebelum berinvestasi juga harus perhatikan legalitas perusahaan terdaftar atau nggak di regulator. Jangan sampai perusahaan itu sudah beroperasi tanpa izin, hal ini menjadi risiko besar untuk investor.

"Kemudian harus diperiksa, logis atau nggak penawarannya. Jangan tergoda dengan iming-iming besar, harus dicek. Jangan tergoda dengan janji-janji surga, sudah pasti palsu itu," jelas dia.

Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing mengungkapkan di tengah kemajuan teknologi macam sekarang, tawaran-tawaran investasi memang mudah berseliweran. Bahkan, mudah diakses dan diikuti. Justru masyarakat yang harus bisa membentengi diri sendiri.

"Penawaran ini akan tetap ada. Teknologi nggak bisa kita hambat, yang bisa dibentengi adalah diri kita sendiri jangan sampai kita terjebak," tegas Tongam.

Menurutnya, sebelum melakukan investasi cermati dulu dua hal, 2 L kata Tongam, Logis dan Legalitas. Paling pertama menurut Tongam bila ada tawaran investasi yang pertama harus dilakukan adalah mengecek legalitas lembaga pengelolanya terdaftar atau tidak.

Berikutnya adalah kelogisan dari apa yang ditawarkan dari investasi tersebut. Bila ada yang menawarkan imbal hasil tinggi dan tidak masuk akal serta keuntungan dalam waktu cepat sudah pasti tawaran itu tidak logis.



Simak Video "Video: BKPM Catat Investasi Rp 2 Ribu T Gagal Masuk RI di 2024, Kenapa?"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads