Head of Investment PT Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe menilai positifnya kinerja emiten bank besar di tahun lalu akan kembali terulang di 2023. Dia mengatakan, hal itu didukung oleh pemulihan ekonomi serta masuknya tahun politik.
Dia menjelaskan, pada tahun politik perputaran uang akan meningkat dan akan berkontribusi positif pada perekonomian nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kan mobilitas penduduk tahun ini juga sudah normal, tahun ini kan tahun kampanye, jadi akan ada banyak uang beredar di masyarakat," katanya kepada detikcom, Jumat (27/1/2023) lalu.
Untuk BBCA ia memperkirakan akan tembus di level Rp 10.000, BBRI Rp 6.000, BMRI Rp 11.500 dan BBNI Rp 11.000 per saham.
Sementara, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengungkap, tantangan dari bank-bank besar ialah menjaga pasar dan pelayanan. Sebab, bank-bank kelas menengah dan kecil juga memperbaharui pelayanannya.
"Ini yang harus diperhatikan oleh bank-bank besar untuk bertahan," katanya.
Meski demikian, ia menilai peluang untuk terus tumbuh masih ada meski cenderung terbatas. Ia mengatakan, kinerja bank masih memungkinkan untuk tumbuh di angka 8-10% seperti pada sisi penyaluran kredit.
Ia pun menargetkan, saham BBCA pada tahun ini di level Rp 9.650, BMRI Rp 11.250, BBNI Rp 10.000, BBRI Rp 5.125 dan BBTN Rp 1.590 per saham.
Untuk diketahui, kinerja saham emiten bank raksasa terhitung positif di tahun 2022. Dikutip dari RTI, saham BBCA ditutup pada level Rp 8.700 pada perdagangan saham Jumat lalu. Secara year on year (yoy), saham BBCA telah tumbuh 13,73%.
Saham BMRI ditutup pada level Rp 10.025 atau telah naik sebanyak 42,20% (yoy). Kemudian, BBRI bertengger di level Rp 4.640 atau naik sebanyak 10,74% (yoy) dan BBNI ditutup pada level Rp 9.550 atau meningkat 34,98% (yoy).
Sementara, BBTN ditutup pada level Rp 1.400 atau melemah sebanyak 12,08% (yoy).
(acd/dna)