Selama triwulan II-2011, harga properti residensial mengalami kenaikan 1,09% dibandingkan triwulan sebelumnya atau naik 4,53% dibanding triwulan II-2010. Kenaikan tertinggi terjadi di Makassar.
Kenaikan harga properti ini terjadi karena kenaikan harga bahan bangunan, tingginya upah pekerja, dan tingginya biaya perizinan.
Demikian hasil survei 'Harga Properti Residensial' yang diterbitkan Bank Indonesia, Rabu (10/8/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Makassar, kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe menengah. Dikatakan BI, di wilayah Jabodebek dan Banten, harga properti juga meningkat lebih tinggi, khususnya untuk rumah tipe besar.
BI mengatakan, kenaikan harga properti residensial bakal melambat pada triwulan III-2011. Indeks harga properti diperkirakan mengalami kenaikan yang melambat sebesar 0,47% dengan kenaikan harga tertinggi terjadi pada tipe rumah besar.
Sementara berdasarkan wilayah, kenaikan paling tinggi diperkirakan terjadi di wilayah Bandar Lampung. (dnl/ang)











































