Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesa (Apersi) menilai dana PSU yang digelontorkan kementerian perumahan rakyat lebih bermanfaat jika diberikan langsung kepada masyarakat karena dapat mensubsidi langsung harga jual rumah sederhana.
"PSU ilangin aja. Mending kasih subsidi langsung ke konsumen. Lumayan kurangi harga," kata Ketua DPP Apersi, Eddy Ganefo saat berbincang dengan detikFinance, Jumat (3/2/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parahnya, realiasai bantuan PSU tidak sesuai dengan hasil di lapangan. Kontraktor pemenang tender pembangunan jalan dan drainase ditenggarai mengkorupsi dana PSU hingga kualitas prasarana dan sarana buruk.
"Saya punya data, kalau ingin buka-bukaan. Misalnya jalan cor yang standarnya 17 cm-20 cm, tebalnya ternyata cuma 5 cm. Drainase yang harusnya pakai batu kali, diganti batu bata. Itupun dipasang memanjang hingga gampang rusak," jelas Eddy.
Realisasi PSU yang tidak sesuai harapan pengembang ini pun sudah dilaporkan kepada Kementerian Perumahan Rakyat. Hingga kini belum ada tindak lanjut secara konkret.
Adanya kenyataan itu, lanjut Eddy, justru pengembang yang kena getahnya, karena mereka mendapat banyak keluhan dari masyarakat pemilik rumah. Masyarakat pun tidak mau tahu, apakah PSU dibangun kontraktor yang ditunjuk pemerintah atau pengembang.
(wep/hen)