Direktur Utama PT Senopati Aryani Prima, Lukman Purnomosidi mengatakan pembeli Senopati Penthouse terbilang unik. Mereka adalah orang kaya yang sudah tinggal di sekitar Jalan Senopati, Jalan Patimura dan Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan. Pembelian pun ditujukan untuk generasi kedua atau keturunannya.
Ia menuturkan keuntungan membeli Senopati Penthouse dapat tinggal di lokasi yang sama, serta relatif dekat dengan kawasan perkantoran tempat para pembeli beraktivitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau daerah situ (residensial) sudah seharga Rp 50-60 miliar. Dengan membeli apartemen ini harganya 1/10-nya. Serah terima rencananya dimulai Mei 2014, atau 16 bulan pengerjaan," tambahnya.
Proyek ini pun bisa menggunakan pembayaran kredit (KPA), melalui bekerja sama dengan BNI dan Bank Jabar Banten.
Seperti diketahui apartemen ini menempati lahan seluas 2.500 m2, dengan tinggi 20 lantai dan total kamar 64 unit. Investasinya menghabiskan dana Rp 250 miliar.
Proyek yang berdiri di lahan milik Wakil Presiden (Wapres) periode 1988-1993, Sudharmono ini setiap lantainya hanya ada empat unit. Harga yang ditawarkan pada awal pengerjaan proyek Rp 30 juta per m2, dan kini sudah mencapai Rp 40-45 juta per m2.
Komisaris Utama PT Senopati Aryani Prima, Aryani Sudharmono menjelaskan, proyek ini adalah unit tinggal kelas masyarakat papan atas. Mengingat lokasi apartemen yang dianggap strategis, hingga menjadi daya tarik dan menjanjikan bagi konsumen maupun investor.
Baginya, bangunaan high rise (gedung tinggi) memberi manfaat terhadap efisiensi biaya bangunan dan lahan. Ia mengatakan satu tower, dengan fasilitas private lift dianggap lebih baik dibandingkan multi tower.
(wep/hen)