Deputi Bidang Perumahan Formal Kemenpera Pangihutan Marpaung mengatakan, tren ini terus berlanjut. Apalagi di lokasi-lokasi rusunawa yang dibangun pemerintah berada di lokasi strategis.
"Menurut pengamatan saya, paling tinggi 20% MBR masih menempati rusun tersebut," kata pria yang akrab disapa Paul ini kepada detikFinance saat ditemui di Kantor Kementerian Perumahan Rakyat, Jalan Raden Fatah, Jakarta Selatan, Jumat (1/3/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Benhil saja contohnya, itu kan awalnya untuk korban kebakaran, sekarang sudah bukan korban kebakaran lagi yang menempatinya," ujarnya.
Menurutnya hal itu disebabkan karena permintaan rusun di Jakarta dan daerah sekitarnya cukup tinggi, namun hal tersebut tidak didukung penambahan rusunawa yang dibangun. Selain itu, soal budaya terkait belum siapnya masyarakat berpenghasilan rendah untuk tinggal di rusun pun menjadi salah satu faktor.
"Nggak lama mereka (MBR) nempatin itu, paling lama 3-6 bulan mereka lepas," pungkasnya.
(zul/ang)