"Kita jadi susah pasarkan, sepi, peminat berkurang jadinya. Ini terjadi mulai NJOP naik ini lah sejak Januari, harga sudah nggak jelas, penjual senaknya saja pasang harga, harga nggak masuk akal, kita mau nggak mau pasarkan saja, tapi susah jualan," kata Marketing agen sebuah broker properti di Pondok Indah Denny Amiruddin kepada detikFinance, Rabu (12/3/2014)
Denny menjelaskan, rata-rata setiap bulan kantornya bisa memasarkan sedikitnya satu rumah tapak di Pondok Indah untuk harga di bawah Rp 20 miliar per unit. Namun selama 3 bulan terakhir nyaris tak ada penjualan untuk rumah tapak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Denny juga mengakui, saat ini harga rumah di Pondok Indah terkerek kenaikan NJOP. Ia mengatakan, 2 tahun lalu NJOP di kawasan itu masih Rp 6 juta per meter dengan harga pasaran Rp 20 juta per meter.
Awal tahun ini, NJOP di Pondok Indah sudah naik dari Rp 6 juta jadi Rp 15 juta per meter. Namun harga pasarannya sudah naik dari Rp 20 juta per meter jadi Rp 40-45 juta per meter.
"Owner yang jual itu agak aneh-aneh, misalnya harga pasar Rp 10 miliar, dijual oleh owner Rp 25 miliar, itu sudah 150% dari harga pasar," katanya.
(hen/dnl)