"Dengan uang US$ 1 juta (Rp 10 miliar) pada tahun 2013 yang lalu untuk membeli properti mewah di Indonesia cukup untuk membeli residential dengan ukuran 244 m2, sedangkan di Kuala Lumpur dengan uang yang sama hanya bisa dapat US$ 176 m2, jika di Bangkok dengan uang yang sama bisa dipakai untuk membeli 108 m2 residential mewah," kata Associate Director Consultancy and Research Knight Frank, Hasan Pamudji dalam acara diskusi properti di Morrissey, Jakarta (20/3/2014).
Selain itu, jika dilihat dari harga per meter persegi kenaikan harga rumah mewah di Jakarta juga masih jauh lebih kecil jika dibandingkan di Kuala Lumpur dan Bangkok. Dari tahun 2007-2013 harga per meter persegi perumahan mewah di Indonesia naik 97%, Kuala Lumpur 114% dan Bangkok 141%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hasan penyebab masih rendahnya harga properti redential mewah di Indonesia khususnya Jakarta dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lainnya karena beberapa faktor.
"Faktor penyebabnya adalah adanya faktor perbedaan infrastruktur, populasi, tingkat pendapatan, kualitas hidup yang masih berada di bawah negara tersebut," tambahnya.
Sedangkan untuk harga properti perumahan mewah di ASEAN paling mahal ada di Singapura, sementara untuk harga properti mewah yang paling mahal di dunia ada di Monaco.
"Di Singapura uang US$ 1 juta hanya bisa membeli properti mewah seluas 32 m2, sedangkan di Monaco dengan uang yang sama hanya dapat properti mewah seluas 15 m2," pungkasnya.
(hen/hen)