Pihak Blackberry tidak mau membuka pembeli dan nilai penjualan aset-aset propertinya tersebut, namun perusahaan yang berbasis di Waterloo, Kanada ini mengatakan, penjualan aset properti tersebut termasuk kantor seluas 3 juta kaki persegi, dan juga lahan kosong.
Dalam pernyataannya yang dilansir dari AFP, Sabtu (22/3/2014), Blackberry mengatakan akan menyewa kembali lahan yang telah dijual. Transaksi penjualan akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Blackberry sampai saat ini memiliki 70 juta pengguna di seluruh dunia, namun kebanyakan pengguna ini menggunakan Blackberry model lama. Sementara smartphone baru Blackberry 10 mengecewakan penjualannya.
Saham Blackberry mulai menanjak naik perlahan akhir tahun lalu, meskipun kinerja perusahaan ini masih rugi besar. Kenaikan saham karena Blackberry menyerahkan pembuatan handset ke Foxconn, yang berasal dari Taiwan.
Para analis pasar saham menyatakan, Blackberry bisa bangkit bila mengalihkan konsentrasi bisnisnya ke software dan pelayanan. Serta mengurangi bisnis smartphone yang tengah goyah.
Di kuartal III-2013, Blackberry mengalami kerugian US$ 4,4 miliar atau Rp 44 triliun. Kerugian ini 4 kali lipat lebih besar dari kerugian di kuartal sebelumnya.
Kerugian dari BlackBerry ini terjadi karena stok yang tidak laku, dan tingginya beban usaha perusahaan tersebut.
Pendapatan BlackBerry di kuartal III-2013 adalah US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 12 triliun. Nilai pendapatan ini turun 56% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian di kuartal III-2013, BlackBerry hanya menjual 1,9 juta smartphone, turun hampir 50% dibandingkan kuartal sebelumnya. Peluncuran BlackBerry Z10 disebut gagal.
Di September tahun lalu, perusahaan ini juga mengumumkan bakal memangkas 4.500 karyawan, atau 1/3 dari seluruh karyawannya di dunia. Ini diumumkan setelah pada kuartal II-2013 rugi US$ 965 juta atau Rp 9,6 triliun.
(dnl/dnl)