"Ada pengetatan nasabah yang mengajukan KPR dengan fasilitas DP 1%. Proses seleksi nasabah tetap sama dengan KPR reguler, paling cepat sebulan dan paling lama 3 bulan setelah pengajuan,” kata Sekretaris Perusahaan BTN Eko Waluyo kepada detikFinance, Senin (4/5/2015).
Eko menerangkan dalam proses pengajuan berkas dokumen KPR, survei, hingga wawancara nasabah, pihaknya tidak membedakan nasabah yang ikut program uang muka hanya 1% dan nasabah KPR reguler. Namun untuk calon nasabah DP KPR 1% ada pemeriksaan berkas yang lebih detil untuk memastikan bahwa nasabah yang diberikan kredit yang berhak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ini sudah berjalan satu bulan. Memang ada beberapa kendala. Itu hanya kesalahan informasi yang belum tersampaikan dengan baik kepada masyarakat, karena ini sudah berjalan di semua kantor cabang (BTN),” katanya.
Eko mengatakan sebagian besar kredit masih disalurkan di Pulau Jawa. "Sekitar 45%-50% fasilitas kredit (uang muka 1%) masih di Jawa. Sisanya tersebar di wilayah lainnya, karena pertumbuhan kantong-kantong perumahan baru masih didominasi Jawa” terang Eko.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo mengungkapkan, seharusnya bank bisa lebih cepat proses pengajuan kredit. Menurut Ganefo, dengan uang muka hanya 1%, membuat pihaknya kesulitan dalam menjaga likuiditas arus kasnya.
Untuk menghindari macetnya pembangunan unit baru yang akan digarap, sejumlah pengembang terpaksa menutup biaya pembangunan dengan pinjaman konstruksi dari bank yang besaran bunganya mencapai 14% per tahun.
“Supaya kita tidak tekor, kita dorong pembeli menyelesaikan akad kredit dengan bank tak lebih dari dua bulan. Setelah itu baru kita bangun rumahnya,” katanya.
Eddy mengatakan, sebulan diluncurkan, fasilitas uang muka ringan ini memberikan dampak positif pada peningkatan permintaan hunian baru.
“Dari catatan kami sejauh ini, prediksi peningkatanya antara 20%-30%,” jelas Eddy.
Potensi peningkatan terbesar, berada di Jawa Barat yang merupakan kantong-kantong perumahan yang berada dekat dengan kawasan industri. “Lahan juga masih terjangkau untuk terjangkau untuk pekerja menengah bawah,” katanya.
(hen/hen)