"Di negara kita ada ada 25 juta keluarga yang homeless (tidak memiliki rumah)," kata Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Maurin Sitorus dalam diskusi di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (9/11/2015).
Dengan asumsi rata-rata satu keluarga terdiri dari 4 orang, maka ada sekitar 100 juta orang atau setara 40% dari total jumlah penduduk Indonesia yakni 250 juta orang tak mampu mebeli rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, tidak memiliki dana yang cukup untuk membeli rumah bahkan untuk membayar uang muka. "Kalau sudah ketemu uang muka, biasanya merek mentok karena anggarannya mereka tidak punya," jelas dia.
Permasalahan kedua, adalah terganjal persyaratan pengajuan Kredit Pembiayaan Perumahan (KPR) perbankan lantaran tidak memiliki sumber penghasilan tetap.
"Misalnya pedagang sayur, mereka punya income Rp 7 juta per bulan. Atau ada orang bekerja di perusahaan tapi dia outsourcing (alih daya) kontraknya waktu tertentu saja. Mereka ini secara kemampuan (mencicil) ada, tapi terganjal masalah status pendapatan mereka jadi tidak bisa KPR sehingga mereka nggak bisa beli rumah," katanya.
Pihaknya terus memikirkan skema pembiayaan perumahan yang dapat memudahkan berbagai kelompok masyarakat berpenghasilan rendah tersebut bisa memiliki rumah.
"Makanya kita ada FLPP (fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan). Ada bantuan uang muka (BUM) Rp 4 juta per rumah, ada subsidi selisih bunga. Ini semua untuk meudahkan masyarakat MBR untuk memiliki rumah. Ke depannya kita juga sedang buat terobosan untuk memecahkan masalah yang lain," katanya.
(dna/hen)