Harga Semen di Papua Mahal, KPR Subsidinya Lebih Besar 50%

Harga Semen di Papua Mahal, KPR Subsidinya Lebih Besar 50%

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 30 Nov 2015 09:40 WIB
Harga Semen di Papua Mahal, KPR Subsidinya Lebih Besar 50%
Jakarta - Sejak tahun 2010 lalu, pemerintah sudah menyalurkan Rp 21 triliun untuk rumah murah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Satu penerima, rata-rata menerima Rp 76,2 juta terhitung hingga proses cicilan KPR lunas dalam 20 tahun.

Sumber itu antara lain subsidi bunga hanya 5%, bebas PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 10%, dan bantuan subsidi PSU (Prasarana Sarana dan Utilitas) yang per orangnya sebesar Rp 6,2 juta.

Lantas, bagaimana penerima bantuan KPR di Papua yang harga bahan bangunannya bisa mencapai 10 kali lipat dibanding Pulau Jawa?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Jenderal Pembiyaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Maurin Sitorus mengatakan, penerima FLPP di Papua mendapat bantuan subsidi 50% lebih banyak ketimbang peneriman FLPP di Jawa.

"Bantuan cicilan KPR tetap 5%, tapi hitungan totalnya lebih besar sekitar 1,5 kali. Karena biaya bangunan kaya semen kan mahal di sana," kata Maurin ditemui detikFinance di Pameran Infrastruktur dan Perumahan Rakyat di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (29/11/2015).

Hitungan tersebut didasarkan dari bunga subsidi sebesar 5%, dengan batas harga rumah subsidi di Papua yang ditetapkan sebesar maksimal Rp 174 juta per rumah, sementara sebagai perbandingan, batas harga rumah penerima subsidi di Jawa sebesar Rp 110,5 juta.

"Ketentuannya begitu, meski sangat mahal di sana, bantuan KPR kita tetapkan umumnya 1,5 kali lebih banyak daripada daerah Jawa. Artinya kalau satu orang dapat Rp 76,2 juta yah di Papua dilebihkan segitu," jelas Maurin.

(ang/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads