Pimpin Holding BUMN Perumahan, Ini Strategi Perumnas

Pimpin Holding BUMN Perumahan, Ini Strategi Perumnas

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 22 Agu 2016 18:27 WIB
Foto: TransJ disediakan bagi penghuni Rusun Rawa Bebek gratis (Jabbar/detikcom)
Jakarta - Rencana pembentukan induk usaha (holding company) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki lini bisnis sejenis telah mendapat persetujuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat ini, pembentukan holding tinggal menunggu payung hukum berupa Peraturan Pemerintah (PP).

Salah satu holding tersebut adalah perumahan dengan induk Perum Perumnas. BUMN yang masih dikuasai 100% oleh negara ini nantinya akan menjadi induk dari PT PP Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Indah Karya (Persero), dan PT Virama Karya (Persero).

Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo mengatakan, dengan adanya holding BUMN perumahan, akan dapat mempercepat program pemerintah dalam perwujudan 1 juta rumah, dan penguatan BUMN sebagai agen pembangunan perumahan nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemampuan Perumnas yang pasti akan meningkat dengan adanya dukungan dana yang bertambah. Itu bisa membantu Perumnas membangun hunian-hunian. Diharapkan lebih dari 1 juta unit rumah dalam bentuk konsep milik maupun sewa dapat terbangun dan terkelola," ucap Bambang ketika ditemui saat acara groundbreaking Rusunami Sentraland Bekasi, Bekasi, Senin (22/8/2016).

Mantan Direktur Utama PT PP tersebut mengatakan, saat ini Perumnas tengah fokus dalam melaksanakan efisiensi di dalam internal perusahaan. Menurutnya, efisiensi akan membantu Perumnas dalam mengembangkan proyek-proyek strategisnya.

"Karena di mana saja, perusahaan yang efisien akan selalu survive. Salah satu di antaranya, adalah kami sekarang sedang mulai melaksanakan sistem konstruksi yang lebih murah, lebih cepat dan lebih bagus. Dengan cara sistem teknologi precast. Dengan cara kita melaksanakan teknologi yang lebih cepat, otomatis cost akan turun. Efisiensi akan tercapai. Jadi kami sedang mempelajari cost structure daripada pekerjaan konstruksi itu sendiri," jelasnya.

Lanjut dia, Perumnas juga sedang menjajaki peluang untuk bekerja sama dengan BUMN-BUMN yang memiliki lahan kosong dan tidak digunakan. Apabila kerja sama pemanfaatan lahan idle milik BUMN dengan pengembang rusun terealisasi, diharapkan pasokan hunian untuk masyarakat dapat tumbuh dengan cepat.

Apalagi Perumnas telah menerima penugasan sebagai penyedia rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

"Kami akan bekerja sama dengan BUMN tentang aset-aset lahan BUMN yang idle (lahan tidak terpakai). BUMN itu punya aset idle yang banyak. Nah kalau itu dimanfaatkan, mungkin nggak semua, tapi yang bisa dipakai untuk membangun rumah-rumah MBR, semakin banyak semakin baik, itu akan kita laksanakan," tandasnya.

Saat ini, Perusahaan Umum Perumahan Nasional (Perumnas) tengah mengembangkan 12 proyek strategis perumahan dengan format vertikal di antaranya Sukaramai Medan, Ilir Barat Palembang, Jakabaring Palembang, Cengkareng, Pulo Gebang Jakarta, Kemayoran, Karawang, Bandung, Semarang, Surabaya, Makasar dan juga Sentraland Bekasi.

Hari ini, Perumnas telah melakukan groundbreaking proyek perumahan di 3 lokasi berbeda secara bersamaan, bertepatan dengan Hari Perumahan Nasional yang jatuh pada hari ini. Ketiga lokasi tersebut antara lain di Bekasi (nilai total investasi Rp 220 miliar untuk 1.117 unit), Lampung (nilai investasi Rp 51 miliar untuk 980 unit rumah), dan juga Garut (nilai investasi Rp 24 miliar untuk 1.100 unit). Keseluruhan hunian ini dapat dilakukan pembayarannya dengan skema FLPP bagi MBR

"Kalau harga jual di Sentraland Bekasi, FLPP maksimal Rp 8,4 juta per meter persegi. Di Lampung tipe 36 rumah tapak, di Garut tipe 32 juga rumah tapak. Harganya harga FLPP Rp 119,5 juta rupiah," ujar Direktur Keuangan Perumnas Hakiki Sudrajat, yang hadir di acara dan lokasi yang sama.

Terkait pendanaan proyek-proyek strategis Perumnas, Hakiki mengungkapkan bahwa dukungan pemerintah kepada Perumnas membuat pihaknya yakin dapat menyelesaikan proyek-proyek tersebut sesuai dengan yang diinginkan.

"Dukungan pemerintah kepada Perumnas cukup besar. Tahun lalu kami mendapatkan PMN Rp 1 triliun. Tahun ini rencananya Rp 250 miliar tunai. Selain itu dukungan dari perbankan BUMN juga cukup besar. Dan sekarang kita juga membuka peluang seluas-luasnya untuk swasta untuk ikut membangun bersama Perumnas guna mempercepat pembangunan 1 juta rumah ini. Jadi mencukupi lah. Total capex kita hampir 800 miliar," pungkas dia. (feb/feb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads