Archied mengatakan, penjualan apartemen kelas mewah dan super mewah perusahaan tahun lalu bahkan turun hingga angka 10%. Dengan fakta tersebut, perusahaan menunda untuk melakukan pembangunan proyek-proyek baru. Hal tersebut telah dilakukan sejak tahun lalu.
"Penjualan kita memang turun tahun lalu sekitar 10%. Cuman kalau kita pikir lagi, kan kita sudah terlanjur bangun, jadi tetap harus kita pasarin. Paling ya kita enggak nambah suplai baru," katanya dalam jumpa pers di GIOI Restaurant, Jakarta, Selasa (21/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya kita pilih lokasinya, dilihat suplainya. Memang secara overall marketnya, banyak yang over supply. Tapi secara location wise, mestinya di situ ada peluang," tutur dia.
"Makanya tahun lalu, kita juga enggak rutin, dan menunda proyek-proyek kita karena kita lihat lagi marketnya," tambahnya.
Intiland sendiri akan lebih memilih mengerem laju ekspansi properti dan hanya fokus pada proyek-proyek yang sudah ada pada tahun ini. Menurutnya, saat ini permintaan masih ada hanya saja investor atau pembeli menahan diri untuk melakukan pengeluaran.
"Kita surprise juga, setelah pilkada efeknya banyak orang yang wait and see. Jadi mudah-mudahan setelah pilkada banyak orang yang enggak wait and see lagi lah. Selama keadaan smooth, infrastruktur jalan, mestinya likuiditas ada. Mestinya uang ada tempatnya. Jadi orang-orang mulai berinvestasi lagi," pungkasnya. (dna/dna)











































