Dear Milenial, Kebiasaan Ini Bisa Bikin Kalian Jadi 'Gelandangan'

Dear Milenial, Kebiasaan Ini Bisa Bikin Kalian Jadi 'Gelandangan'

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 27 Nov 2017 14:52 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Menurut survei yang dilakukan Rumah123 akhir tahun 2016 lalu, generasi milenial diprediksi sulit memiliki rumah dalam beberapa tahun mendatang. Diperkirakan hanya 5% dari generasi milenial yang bisa memiliki rumah di Jakarta, sisanya entah tinggal di mana.

Menurut Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung ada 2 faktor mengapa hal itu terjadi, pertama harga rumah yang melambung tinggi, rata-rata kenaikan harga rumah pertahunnya paling kecil mencapai 17%. Kedua penghasilan kaum milenial yang masih rendah.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Namun selain kedua faktor tersebut, ada faktor lainnya yakni kebiasaan atau gaya hidup kaum milenial yang cenderung boros. Mereka terbiasa dengan barang-barang yang selalu up to date, seperti smartphone. Merka juga lebih mementingkan liburan atau travelling memenuhi keinginan untuk berselfi ria ditempat yang indah, ketimbang memenuhi kebutuhan hidup utamanya seperti membeli rumah.

"Travelling sebenarnya tidak masalah, hanya saja harus tahu prioritasnya. Kalau bisa ditunda kenapa enggak. Travelling bisa ditunda, harga tiket tidak naik tinggi. Tapi kalau beli rumah ditunda, semakin lama semakin tidak mampu. Pernah kenaikan harga rumah sampai 100% pertahun," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Senin (27/11/2017).


Lantara mengedepankan gaya hidup, generasi milenial cenderung merasa tidak masalah jika harus tinggal di hunian sewa. Padahal tinggal dihunian sewa jauh lebih mahal.

"Kalau yang punya mau jual atau tidak mau perpanjang, berarti harus pindah lagi. Padahal biaya pindahan itu mahal loh," imbuhnya.

Lalu bagi generasi milenial yang memiliki orang tua berkecukupan juga diprediksi tidak jauh berbeda. Mereka mungkin bisa mendapatkan rumah dengan hasil warisan dari orangtuanya. Namun jika kehidupannya terbiasa dimanja, dan penghasilannya tidak sebaik orangtuanya, maka ada kemungkinan rumah warisannya dijual.

Survei Rumah123 mengambil contoh, saat ini harga rumah berukuran 70 meter persegi di Sumarecon Bekasi sudah mencapai Rp 1,2 miliar. Sementara untuk ukuran yang sama di Tambun, Bekasi sudah mencapai Rp 600 jutaan.

"Menurut data di situs kami rumah seharga Rp 300 jutaan juga sudah hampir tidak ada. Rata-rata sudah di atas Rp 1 miliar, untuk rumah second," imbuhnya.

Berdasarkan house price to annual income ratio atau rasio harga rumah berbanding pendapatan pertahun, harga rumah yang sebaiknya dibeli maksimal 3 kali dari penghasilan tahunan (12 kali gaji, bonus dan THR). Jika diambil contoh rumah seharga Rp 600 juta, maka generasi milenial harus memiliki penghasilan per tahun Rp 200 juta atau perbulannya Rp 16 jutaan.

Menurut survei Rumah123, hanya 4% lebih kaum generasi milenial yang memiliki gaji perbulan sebesar itu. Jadi sebenarnya pemasukan generasi milenial saat ini terbilang biasa-biasa saja.

Lalu jika saja rumah seharga Rp 600 jutaan dibeli dengan cara di cicil, maka asumsinya harus menyediakan DP 15% sekitar Rp 90 juta. Sisanya Rp 510 juta diangsur.

Misalnya jangka waktu cicilan selama 15 tahun, maka cicilan rumah per bulan adalah sekitar Rp 6 jutaan per bulan. Berdasarkan perencana keuangan cicilan rumah yang baik adalah 30% dari penghasilan per bulan. Itu artinya harus memiliki gaji di atas Rp 18 juta perbulan. (dna/dna)

Hide Ads