Melansir CNBC, ini terjadi karena kaum milenial memiliki prioritas yang berbeda. Berdasarkan survei yang dikeluarkan oleh Realty Mogul, sebanyak 47% anak muda berusia 18 - 34 tahun lebih suka menghabiskan uang untuk bepergian dibanding membeli rumah. Mereka mengungkapkan, pengalaman jauh lebih penting dibandingkan apapun.
Sebuah jajak pendapat yang digelar Evenbrite pada 2014, menunjukan bahwa 78% kaum milenial lebih memilih untuk mengeluarkan uang demi sebuah acara yang disukainya. 55% responden menyebutkan, hal tersebut akan memberikan mereka pengalaman berharga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menjelaskan anak muda masa kini sangat memprioritaskan kemewahan, seperti makan di restoran, ngopi di Starbucks sambil makan roti alpukat.
Selain itu, harga rumah juga turut mempengaruhi kaum milenial untuk memiliki hunian. Di seluruh negara, harga rumah terus meningkat, namun upah yang diterima tidak mengalami kenaikan.
Sebuah riset menyebutkan, meskipun sekitar 80% kaum milenial ingin membeli rumah, namun sangat sedikit yang memang memiliki kemampuan untuk membeli. Dari riset tersebut sekitar 68% milenial menjelaskan, mereka telah menabung kurang dari US$ 1.000 untuk uang muka, namun ada juga yang mengaku belum sama sekali mempersiapkan uang muka ini.
Mereka menilai biaya untuk memiliki rumah terlalu tinggi dan repot karena akan menghabiskan biaya untuk perawatan dan perabotan yang mahal. Kemudian, harga rumah yang mahal di kota atau tempat yang diinginkan, membuat kaum milenial lebih memilih membuang uang untuk travelling.
Smith menjelaskan, sebenarnya tidak ada yang bisa memastikan kaum milenial tidak dapat membeli hunian karena suka travelling. Namun generasi ini juga harus memahami, jika mereka juga harus mulai menabung untuk hunian di masa depan. (mkj/mkj)