Keyakinan tersebut, salah satunya didukung oleh adanya kerjasama yang dijalin antara Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP), Unit Organisasi Non Eselon di bawah Kementerian PUPR yang bekerjasama dengan 40 bank untuk menyalurkan FLPP.
Memulai kerja sama tersebut, PPDPP melaksanakan Perjanjian Kerjasama Operasional (PKO) dengan Bank 40 yang terdiri dari 6 Bank Nasional dan 34 Bank Pembangunan Daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun sepanjang 2017 ini, Lana mencatat penyaluran FLPP baru mencapai sekitar 21.000 unit. Menurutnya ada hal yang menjadi kendala mengapa penyaluran FLPP masih jauh dari target atau baru sekitar 20% dari target sebesar 42.000 unit.
"Kan udah tahu kita ada APBNP, kemudian dananya juga baru bisa ditarik Oktober, jadi memang realisasinya hanya bisa segitu," jelasnya.
Namun, pada tahun depan, Lana menyatakan kalau pihaknya bisa mengupayakan penyaluran FLPP mencapai 42.000 unit. Selain kerjasama 40 bank yang turut andil, pencairan dana FLPP untuk menyalurkan FLPP juga bisa ditarik lebih cepat.
"Ya, itu kan dananya sendiri baru cair Oktober, jadi kita harus kerja keras selama Oktober, November, Desember. Kalau harapnnya tahun depan karena dananya sudah bisa ditarik per Januari tentunya akan bisa capai target," terang Lana.
Dia menambahkan, pihaknya berharap, penyaluran KPR lewat skema Subsidi Selisih Bunga (SSB) pada tahun ini bisa menyentuh 200.000 unit rumah. "Dari pembiayaan kalau FLPP baru 21 ribu, SSB kami harap bisa di atas 200 ribu, sekarang masih proses," tandasnya.
Pada 2018 mendatang, penyaluran dana FLPP oleh PPDPP ditarget Rp 4,5 triliun, yang mana Rp 2,2 triliun dari DIPA dan Rp 2,3 triliun dari optimalisasi pengembalian pokok, untuk 42.000 ribu unit rumah. (dna/dna)