Manila dikenal sebagai kota yang padat penduduk dengan tingkat kemacetan dan polusi udara yang tinggi. Dalam survei 2016, perusahaan navigasi Waze menempatkan Manila sebagai kota dengan lalu lintas terburuk di Bumi. Ketergantungan masyarakat pada mobil juga semakin memperburuk masalah polusi udara di Manila.
Sebagai solusinya, Filipina tengah merancang pembangunan kota baru yang disebut dengan nama New Clark City. Dikutip detikFinance dari Inhabitat.com, Jumat (29/6/2018), pembangunan kota baru yang berlokasi sekitar 120 km dari Manila itu akan menelan biaya sebesar US$ 14 miliar atau sekitar Rp 196 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luas kota baru diperkirakan lebih besar dari luas kota Manhattan di Amerika Serikat dan bisa menampung hingga dua juta orang penduduk. Otoritas Basis Pengembangan dan Konversi pemerintah Filipina diberikan wewenang untuk menangani pembangunan kota ini. Pembiayaanya akan menggunakan investasi gabungan dari pemerintah dan swasta.
Sejauh ini, pemerintah Filipina telah berencana memindahkan sejumlah kantor-kantor pemerintahan ribuan pekerjanya ke kota baru tersebut. Pada akhir tahun 2023, pemerintah memproyeksi sudah ada delapan gedung pemerintah yang akan terbangun di sana beserta 8.000 unit rumah sebagai pendukung.
New Clark City dirancang dengan ketahanan terhadap bencana, ramah lingkungan dan berteknologi tinggi. Kota ini dibangun 84 meter di atas permukaan laut untuk meminimalkan risiko banjir. Area hijau di sepanjang sungai juga akan dibentuk untuk membendung air yang bisa saja naik sehingga tak merusak properti di dekatnya.