Pembangunan Bandara Bali Utara Sudah Tertunda 9 Tahun

Pembangunan Bandara Bali Utara Sudah Tertunda 9 Tahun

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Kamis, 22 Feb 2018 19:15 WIB
Ilustrasi Bandara Foto: Kiagoos Auliansyah
Jakarta - Rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) ternyata sudah dimulai sejak tahun 2009. Namun, hingga saat ini tampaknya belum ada perkembangan yang berarti bahkan progres pembangunan fisik pun belum tampak.

Presiden Director PT Bandara Internasional Bali Utara (PT BIBU) Panji Sakti I Made Mangku menjelaskan, hambatan yang dilalui pihaknya ada berbagai macam, mulai dari lahan yang terbatas sampai belum didapatkannya izin penetapan lokasi dari pembangunan bandara Bali Utara dari Kementerian Perhubungan.

Bahkan kini, rencana lokasi proyek yang tadinya akan ada di 19 kilometer ke arah timur di wilayah Ibu Kota Buleleng Singaraja, Bali Utara, akhirnya pindah ke lepas pantai lantaran kendala lahan tadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Kita berpikir mungkin nggak airport itu dibangun di darat, seperti apa yang kami kaji beberapa yang di darat itu kecil sekali kemungkinan 600 hektar saja. (Karena) ada 33 pure (pura) yang 21 situs, jalan raya pemukiman dan sawah (digeser). Untuk itu BIBU kecil kemungkinan (dibangun di darat). Jadi konsepnya kita akan membangun di lepas pantai," katanya ditemui di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (22/2/2018).

Dirinya menjelaskan, bandara baru nanti akan mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan di Bali utara, serta memperluas akses penerbangan. Lokasi yang dipilih yaitu kawasan pantai Kutambahan, dengan rencana pembangunan bandara seluas 1.060 hektar, dengan panjang landasan 4.100 meter serta fasilitas tambahan yaitu 30 gedung dan terminal seluas 230.000 meter.

"Ini sangat sulit untuk direalisasikan di darat. Kalau mahal kan lebih mahal di laut, karena kita membuat lahan baru. Tetapi karena kalau dilihat lagi ke prosesnya misalkan kita lihat satu contoh kalau kita buat (di atas laut) bisa langsung karena kita buat lahan. Kalau di darat belum tentu bisa (bangun), kita bebaskan 10 tahun seluruh tanah beres 1000 hektar kan," paparnya.

Padahal, perusahaan asing dari Kanada sudah bersedia menjadi investor utama dari pembangunan Bandara Bali Utara. KINESIS Capital and Investment yang juga menjadi airport konsultan, asal Kanada ini menginvestasikan dana US$ 2 miliar atau sekitar Rp 27 triliun pada perusahaan lokal yang akan membangun BIBU yaitu PT BIBU Panji Sakti.



"Kita membutuhkan (pembangunan) selama sekitar 3 tahun, kemudian agenda kedua penyiapan (membangun) lahan kita menyiapkan lahan dulu, baru kita meminta izin untuk membangun," jelasnya.

Bila izin tersebut sudah didapat, maka proses pembangunan pun akan segera digarap dengan target penyelesaian tiga tahun.

Hal tersebut diungkapkan, Operasional Director PT BIBU Tulus Pranowo. Jika sudah ada penetapan lokasi yang disetujui, maka pihaknya tinggal menggarap bandara dalam durasi tiga tahun.

"Proses-nya 2-3 tahun sejak izin dikeluarkan kalau penlok ini akan keluar 2018 ini maka akan diikuti lagi mengenai detail desan dan izin membangun itu 2-3 tahun harus sudah selesai kalau kelamaan nanti bakal repot," katanya.



(eds/eds)

Hide Ads