Menurut Head of Research JLL, James Taylor ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keterisian pusat perbelanjaan saat ini. Pertama maraknya penyedia jasa mobile payment yang memberikan penawaran menarik di pusat perbelanjaan seperti Gopay, OVO dan lainnya.
"Co-working space yang sudah beroperasi di pusat perbelanjaan juga memberikan pengaruh," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (10/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maraknya e-commerce juga memang menjadi pesaing bagi department store. Namun menurut JLL pusat perbelanjaan masih memiliki daya tarik bagi pembeli sebagai gaya hidup.
Oleh karena itu dari 4.400 meter persegi yang disewa kebanyakan merupakan gerai makanan dan minuman, fast fashion dan entertainment.
Media sosial menurut Taylor juga ikut memberikan pengaruh terhadap tingkat keterisian pusat perbelanjaan. Jumlah pengunjung di pusat perbelanjaan sangat sensitif dengan review di media sosial.
"Kebanyakan pengunjung adalah kaum milenial dan keluarga," tambahnya.
Namun JLL mencatat dari awal tahun hingga saat ini tidak ada sama sekali tambahan ketersediaan ruang di pusat perbelanjaan. Sehingga okupansi rata-rata di pusat perbelanjaan mencapai 88,7%. Sementara untuk rata-rata harga sewa per bulan saat ini berada di level Rp 520 ribu per meter persegi.