Meikarta, Kota Masa Depan Riwayatmu Kini

Meikarta, Kota Masa Depan Riwayatmu Kini

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Rabu, 17 Okt 2018 07:59 WIB
1.

Meikarta, Kota Masa Depan Riwayatmu Kini

Meikarta, Kota Masa Depan Riwayatmu Kini
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Saat diluncurkan pada Mei 2017 lalu, Meikarta langsung menyita perhatian publik. Saat itu Meikarta disebut-sebut akan menjadi sebuah kota mandiri seluas 500 ribu Ha di koridor Timur Jakarta yang menawarkan sejumlah fasilitas fantastis di dalamnya.

Berbagai keunggulan ditawarkan oleh Meikarta. Mulai dari akses lokasinya yang ditunjang berbagai infrastruktur baru seperti tol layang Jakarta-Cikampek, LRT Jabodebek, kereta cepat Jakarta-Bandung dan sederet fasilitas bertaraf internasional di dalam kota mandiri tersebut.

Nama Meikarta makin melambung setelah promosi atau iklannya ditampilkan secara jor-joran di berbagai media. Penampakannya yang ada di mana-mana juga sempat jadi perbincangan hangat netizen di media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setali tiga uang dengan popularitasnya, proyek bernilai Rp 278 triliun ini juga diwarnai oleh sejumlah kontroversi. Berbagai isu miring menerpa Meikarta mulai dari soal perizinan, kontraktor yang tak dibayar, sampai yang paling baru soal kasus suap mengenai perizinan lahan.

KPK menetapkan sembilan orang tersangka setelah melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap dugaan suap mengenai perizinan proyek Meikarta. KPK mengatakan sudah ada realisasi pemberian suap sebesar Rp 7 miliar dari total commitment fee Rp 13 miliar untuk urusan perizinan proyek Meikarta tersebut.

Lalu bagaimana keadaan proyek Meikarta sendiri saat ini? Berikut perkembangan terkininya saat ditinjau langsung oleh detikFinance ke lokasi:

Saat keluar dari pintu tol Cibatu jalan tol Jakarta-Cikampek, mata kita bisa langsung tertuju pada sebuah tulisan besar Meikarta di sebuah jembatan penyeberangan. Setelah itu, penampakan dua tower yang sudah terbangun tinggi di sebelah lokasi marketing gallery menyambut.

Tak jauh dari situ, ada sebuah cluster atau blok tower-tower apartemen yang sedang dikerjakan. Lokasinya tak jauh dari taman tengah kota atau yang disebut central park untuk Meikarta.

Pantauan detikFinance di lokasi, Selasa (16/10), para pekerja tampak sibuk lalu lalang dan bekerja. Beberapa ruas jalan di area Meikarta juga ditemukan spanduk yang memberi informasi mengenai pelaksanaan handover unit Meikarta yang bakal dilakukan akhir tahun ini.

Di antara 14 tower yang sudah mulai kelihatan bentuknya itu, para pekerja dengan alat pelindung diri (APD) tampak sibuk dengan pekerjaannya. Salah seorang pekerja mengatakan tower-tower ini adalah yang sedang dikebut pengerjaannya karena harus rampung akhir tahun ini.

"Saya kerja mulai dari jam setengah 8 pagi. Kalau lembur bisa sampai jam 10 malam. Ada juga yang sampai jam 3 pagi," katanya.

Tak banyak informasi yang bisa didapatkan mengenai data progres pekerjaan di lapangan. Namun yang pasti, sebanyak 14 tower yang sedang dibangun ini betul-betul tampak dikebut pengerjaannya. Tower-tower tersebut ada yang sudah terbangun enam hingga sepuluh lantai.

Sejumlah crane yang ada pada tiap tower juga tampak bergerak. Namun sayang, di lokasi tersebut sangat minim spanduk atau peringatan tentang kepentingan keselamatan dalam bekerja. Praktis hanya ada satu spanduk horizontal yang membentang di salah satu tower yang bertuliskan 'Di kota ini ada titik peluh anda, keselamatan anda adalah keinginan kami'.

Sementara CEO Group Lippo James Riadi ternyata cukup rutin mengunjungi proyek ini. Salah seorang petugas pengamanan di area proyek menyebutkan James setiap pagi rutin berkunjung ke Meikarta dengan menggunakan helikopter.

Sebuah helipad yang dibangun di area central park digunakan sebagai tempat mendarat helikopter tersebut. Helipad tersebut berada di samping sebuah shopping mall yang tengah dibangun di area central park.

"Biasanya helinya itu sampai sebelum jam 10 pagi. Sekitar 4 jam mungkin, habis itu baru balik lagi," katanya.

Helikopter yang ditunggangi James biasanya menunggu di helipad sampai James kembali dari Meikarta. Tak jauh dari helipad tersebut, ada kantor Lippo Cikarang yang biasanya dikunjungi James. Selain itu, ada pula marketing gallery yang terletak di sebelah orange county, proyek Lippo lainnya yang ada di area Meikarta.

Ditemui detikFinance di salah satu lokasi pembangunan proyek Meikarta, seorang petugas pengamanan berbagi cerita mengenai realita pekerja yang ada di Meikarta.

Sebut saja A, satpam yang baru bekerja dalam hitungan bulan di Meikarta mengaku sejumlah temannya belum menerima komisi dari yayasan yang menempatkan mereka di sana. A mengaku beberapa petugas pengamanan ada yang belum dibayar komisinya sampai saat ini hingga akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja.

"Sekuritinya ganti terus. Masalah pembayaran juga. Dulu ada yang cabut karena belum dibayar," katanya.

Namun dia mengaku masih lancar mendapatkan komisi setiap bulannya sampai saat ini. Gaji yang dia dapatkan setara upah minum regional kabupaten Bekasi yang sebesar Rp 3,8 juta, dengan bekerja selama 12 jam dalam sehari.

Tak jauh dari lokasi tersebut, dia menunjukkan adanya sebuah kampung yang masih bertahan di tengah-tengah area proyek Meikarta. Kampung tersebut terjepit di antara lokasi distrik 28 tempat apartemen Meikarta yang sedang dibangun dan central park.

Dilihat detikFinance, area kampung tersebut masih cukup banyak yang masih bertahan. Setidaknya masih ada puluhan rumah yang bertahan di dalamnya.

Salah seorang warga di kampung tersebut mengaku bertahan di tengah-tengah lokasi proyek Meikarta lantaran tak menemui harga yang cocok dari yang ditawarkan. Seorang bapak yang membuka warung makan tersebut mengaku mendapatkan selisih harga yang cukup jauh dari yang ditawarkan.

"Kita ditawarinnya Rp 5 juta, tapi maunya Rp 10 juta per meter (persegi). Karena kalau mau pindah ke tempat yang lain, harganya juga sama aja segitu. Jadi nggak cukup. Mending kita tetap saja di sini," katanya.

Penawaran harga sendiri tak pernah dilakukan secara langsung oleh pihak pengembang. Biasanya, ada orang ketiga yang dikirim untuk menawarkan harga beli tanah, namun itupun kerap dipangkas lagi oleh si pihak ketiga.

Dia mengatakan sejumlah bujukan pun dilakukan dengan menyebut bahwa lokasi kampung tersebut bakal sulit mendapatkan akses keluar-masuk jika terus bertahan hingga akan dilakukannya penggusuran.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak Meikarta belum bisa dimintai keterangan untuk mengonfirmasi informasi tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjadi menteri kabinet kerja yang pernah mengunjungi proyek Meikarta garapan Lippo Grup beberapa waktu lalu.

Saat itu, Luhut bilang bahwa proyek pembangunan kota baru ini tidak ada persoalan dari segi perizinan. Namun, belakangan ini ada operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK terkait masalah izin.

Luhut pun menjelaskan bahwa ucapannya terkait dengan izin Meikarta sudah selesai merupakan informasi dari pihak pengembang.

"Kan banyak izin di sana yang saya tidak saya tahu. Pas saya tanya, nggak ada masalah izin tadi," kata Luhut di Komplek Istana, Jakarta, Selasa (16/10).

Lebih lanjut Luhut mengingatkan kepada seluruh pelaku usaha yang ingin berinvestasi di Indonesia untuk dapat mengurus seluruh perizinannya.

"Ya nggak apa-apa. kalau kasus KPK kan urusan mereka, urusan hukum. Tapi kalau urusan investasi, kita harus ya, urus," ungkap dia.

Sebelumnya Luhut pernah mendatangi langsung lokasi proyek Meikarta di Cikarang, Jawa Barat untuk acara topping off tower apartemen Meikarta. Dia bertanya kepada CEO Lippo Group, James Riady, tentang perizinan proyek Meikarta.

"Saya tadi sudah secara cepat menindak dari atas Meikarta ini dan tadi tanya Pak James mengenai semua masalah perizinan, kepemilikan tanah dan sebagainya. Itu semua hampir tidak ada masalah-masalah yang tidak bisa diselesaikan," kata Luhut.

Proyek Meikarta yang tersandung kasus suap memberi dampak pada pergerakan saham Group Lippo. Bahkan, Saham PT Lippo Cikarang sudah terjun hingga 24% dalam 2 hari, atau sejak informasi ini berhembus.

Melansir data RTI, Selasa (16/10), saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) hingga pukul 14.00 waktu JATS saat ini berada di Rp 272. Sementara saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) ada di posisi Rp 1.225.

Kemarin saat berita OTT KPK terkait kasus suap proyek Meikarta menyeruak, saham kedua emiten itu langsung anjlok. Tercatat LPKR kemarin ditutup turun 2,68% ke Rp 290, sedangkan LPCK ditutup turun 14,77% ke Rp 1.385.

Saham LPKR pada Senin (15/10/2018) masih berada di Rp 296, sementara sore ini sudah berada di Rp 272. Artinya, dalam rentang dua hari, saham LPKR sudah turun Rp 24 atau 8,1%.

Sementara, Saham LPCK pada Senin (15/10/2018) masih berada di Rp 1.625, sementara sore ini sudah berada di Rp 1.225. Artinya, dalam rentang dua hari, saham LPCK sudah turun Rp 400 atau 24%.

Hide Ads