Rusun Nempel Stasiun Rawa Buntu Mulai Dibangun, Kapan Bisa Dipesan?

Rusun Nempel Stasiun Rawa Buntu Mulai Dibangun, Kapan Bisa Dipesan?

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Selasa, 11 Des 2018 07:18 WIB
Rusun Nempel Stasiun Rawa Buntu Mulai Dibangun, Kapan Bisa Dipesan?
Jakarta - Proyek pembangunan rusun nempel stasiun atau hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD)mulai dibangun di tiga stasiun di Tangerang. Yaitu di Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Jurangmangu dan Stasiun Cisauk.

Proyek ini merupakan proyek kolaborasi, Perum Perumnas, PT Adhi Karya dan PT Hutama Karya. Diharapkan, hunian ini akan menjadi solusi bagi warga yang tinggal di pinggiran Jakarta. Seperti wilayah BSD, Serpong, Pamulang, Cisauk dan sekitarnya. Hunian berbentuk rumah susun tepat di sisi kiri dan kanan Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan.


Target terdekat dari penyelesaian tiga proyek ini berbeda beda. Untuk Cisauk akan selesai di 2023, Jurangmangu di 2021 dan Rawa Buntu akan selesai di 2020. Penggarapan proyek dengan durasi paling cepat selesai yaitu rusun nempel stasiun di Rawa Buntu yang saat saat ini unitnya sudah bisa dipesan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penasaran gimana progres dan cara pesan unitnya? Kita ulas rusun nempel stasiun di Rawa Buntu dulu yuk.

Baca selengkapnya di sini:
Pembangunan kawasan hunian yang terintegrasi transportasi atau rusun nempel stasiun di Stasiun Rawa Buntu mulai dibangun. Direktur Koorporasi dan Pengembangan Bisnis Perum Perumnas Galih Praharnanto, menjelaskan harga yang diberikan untuk rusun ini yaitu Rp 250 juta.

"Kita akan sediakan 30% dari total jumlah unit bangunanya diberikan pada masyarakat berpenghasilan rendah yang mendapat subsidi FLPP. Untuk rusun ini akan diberikan harga Rp 250 juta," kata dia dalam acara groundbreaking tiga rusun nempel stasiun yaitu rusun di Stasisun Rawa Buntu, Jurangmangu dan Cisauk di Stasiun Rawa Buntu, Senin (10/12/2018).

Proyek rusun nempel stasiun di Rawa Buntu ini dinamakan Mahata Serpong. Bangunan ini akan berdiri di atas lahan seluas 24.626 meter persegi, dengan total unit 3.632 hunian.

Tahap pertama dibangun 3 tower dari total 6 tower. Ketiga tower pada tahap pertama lni terdiri dari 1.816 unit dengan bauran 330 hunian subsidi dan 1.486 hunian non subsidi.

Ia menjelaskan, untuk penjualan di proyek pembangunan tahap I sudah laris manis dibeli. Bahkan 60% hunian dibeli oleh para generasi 2000-an atau milenial.

"Proyek pembangunan ini dilengkapi supermarket restora dan beberapa fasilitas penunjang yang disesuaikan dengan hunian milenial. Kita juga menyediakan tempat yang nyaman untuk nongkrong. Dari rusun ink 60% pemesan adalah dari kalangan milenial," jelas dia.

Ada kabar Gembira, bagi karyawan kantoran di Jakarta tapi tinggal di kota-kota pinggiran Jakarta seperti wilayah BSD, Serpong, Pamulang, Cisauk dan sekitarnya.

Saat ini, sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengembangkan proyek rusun nempel stasiun alias hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di Tangerang Selatan seperti Rawa Buntu.

Meski dibangun di luar kota Jakarta, namun akses dari Rawa Buntu, Tangerang Selatan menuju Jakarta Pusat hanya butuh waktu 30 menit.

Pagi ini detikFinance menelusuri perjalanan dari Stasiun Tanah Abang ke Rawa Buntu dengan menggunakan kereta commuterline alias KRL.

Kereta dengan beberapa jurusan bisa digunakan untuk menuju Rawa Buntu atau sebaliknya yaitu dari Rawa Buntu menuju Jakarta Pusat. Seperti rute StasiunTanah Abang-Serpong , StasiunTanah Abang-Maja, Stasiun Tanah Abang-Rangkas Bitung dan Stasiun Tanah Abang-Parung Panjang tersedia setiap 10 menit.

Pagi tadi perjalanan dari Stasiun Tanah Abang dimulai pada pukul 08.20 dengan menggunakan KRL menuju Serpong. Di dalam kereta menuju Serpong di dalam gerbong tampak lenggang.

Dari Stasiun Tanah Abang kereta sempat berhenti di lima stasiun, yaitu Stasiun Palmerah, Stasiun Kebayoran, Stasiun, Stasiun Pondok Ranji, Stasiun Jurangmangu, Stasiun Sudimara dan akhirnya di Stasiun Rawa Buntu.

Durasi perjalanan dari Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Rawa Buntu hanya 30 menit. Proyek ini pada Septermber 2018 lalu, pembangunan rusun nempel stasiun di Rawa Buntu diproyeksi groundbreaking pada November 2018.

Namun, baru pada 10 Desember ini mulai dibangun dengan peresmian yang langsung dilakukan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Rini Soemarno di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan.

Dengan keberadaan rusun ini nantinya, penghuni bisa lebih mudah mengakses tranportasi umum. Karena keluar area pemukiman langsung bisa berjalan kaki menuju stasiun kereta.

Hunian yang ada di kawasan Transit Oriented Development (TOD) atau rusun nempel stasiun di Rawa Buntu ditargetkan selesai pada 2020. Nantinya rusun nempel stasiun di Rawa Buntu ini akan berdiri di atas lahan seluas 24.626 meter persegi, dengan total unit 3.632 hunian. Dari total tersebut 30%-nya khusus dibangun untuk fasilitas likuiditas pembayaran perumahan (FLPP).

Tahap pertama dibangun 3 tower dari total 6 tower. Ketiga tower pada tahap pertama lni terdiri dari 1.816 unit dengan bauran 330 hunian subsidi dan 1.486 hunian non subsidi. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang bekerja di kawasan Jakarta tentunya ingin dong punya rumah? apalagi ada rumah subsidi pemerintah. Kapan ya rumah subsidi di Rawa Buntu bisa dipesan?

GM Korporasi dan Komunikasi Perum Perumnas Dian Rahmawati menjelaskan, rumah FLPP atau rumah bersubsidi baru bisa dipesan jika pesanan hunian komersial atau non subsidi sudah 90%.

"Skema FLPP terkait dengan akad kredit akan dilakukan pada saat topping off (bangunannya hampir jadi) sehingga proses lamanya untuk hunian subsidi tergantung pada penyelesaian proyek. Mahata serpong yang dikembangkan Perumnas saat ini hanya dibuka untuk pemesanan hunian non subsidi (komersil). Hunian subsidi akan kami rilis ke umum pada saat pesanan hunian non subsidi mencapai 90%," jelas dia kepada detikFinance, Senin (10/12/2018).

Ia menjelaskan, skema FLPP baru akan dibuka jika pembangunan gedung sudah hampir selesai. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemikiran-pemikiran dari masyarakat yang khawatir jika bangunannya lama dibuat. Sehingga penjualan hunian komersial didahulukan untuk mendororng pembangunan awal hingga topping off untuk hunian di kawasan Rawa Buntu.

"Kan perbankan juga baru mau terima FLPP kalau pembangun hunian fisiknya sudah topping off," kata dia.

Syarat dan ketentuannya sama seperti FLPP lain yaitu pengaju kredit pemilikan rumah (KPR) harus memiliki gaji di bawah Rp 7 juta dan tidak harus memiliki KTP Jakarta.

"Syarat-syarat untuk pembelian hunian subsidi adalah mereka harus memiliki gaji tidak lebih dari Rp 7 juta dan merupakan rumah pertama untuk mereka dan harus ditempati dan tidak boleh dijual belikan atau disewa," jelas dia.

Ia menjelaskan, nantinya hunian FLPP memiliki down payment (DP) 5% dari harga rumah yaitu Rp 250 juta alias Rp 12,5 juta.

"Cicilannya sekitar sekitar Rp 1,6 juta perbulan untuk rumah subsidi dan harganya yang subsidi sekitar Rp250 juta," ujar dia.

Sementara itu bagi masyarakat yang tertarik untuk membeli rusun komersial di Stasiun Rawa Buntu harganya dimulai dari Rp 350 juta dengan DP 10%. Ia juga menjelaskan, lama cicilannya bisa disesuaikan dengan usia pengaju KPR

"Sudah bisa (dipesan). Harganya mulai dari Rp 350 juta. Tidak ada persyaratan khusus untuk hunian non subsidi atau komersial. DP-nya 10%,
Soal lama cicilannya bisa sampai dengan 30 tahun atau disesuaikan dengan usia pembeli," kata dia.

Hide Ads