Bisnis Properti Melambat di 2018, Pengembang Adu Strategi Bertahan

Bisnis Properti Melambat di 2018, Pengembang Adu Strategi Bertahan

Saifan Zaking - detikFinance
Minggu, 16 Des 2018 13:00 WIB
Foto: Budi Irwan Dinanto
Jakarta - Bisnis real estate masih 11-12 dengan tahun lalu, bahkan menunjukkan tren makin menurun.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2017 produk domestik bruto (PDB) real estate tumbuh 3,68%, merosot jauh dibanding 2016, 2015, dan 2014 yang masing-masing tercatat 4,69%, 4,11%, dan 5%.

Tahun 2018, setidaknya hingga semester pertama, pertumbuhannya kembali turun hanya 3,11% dan besar kemungkinan tidak banyak berubah hingga akhir tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua developer dan pengamat mengakui situasi pasar masih berat kendati pertumbuhan ekonomi cukup baik, inflasi dan tingkat bunga terjaga rendah.


Namun, dalam situasi makin lesu itu, sejumlah perumahan dan apartemen masih bisa berjualan (marketing sales) cukup baik.

Merangkum data penjualan properti secara nasional dari HousingEstate, Minggu (16/12/2018), tercatat penjualan hunian beberapa beberapa pengembang masih meningkat dibanding tahun 2017. Paling tidak, begitu pengakuan developernya.

Misalnya, Agung Podomoro Land (APL) yang punya 10 proyek yang saat ini dikembangkan di seluruh Indonesia. Salah satunya Podomoro Park di kaki Gunung Manglayang yang baru dipasarkan awal tahun ini dan baru akan mulai dibangun tahun 2019, bisa menjual 850 unit rumahnya hingga akhir 2018.

Padahal, serupa dengan Vimala Hills, rumah-rumah di Podomoro Park lebih dimaksudkan sebagai hunian sekaligus tempat tetirah seharga Rp 1,5-3,5 miliar/unit.

Penjualan yang cukup baik juga dicapai PT Mitra Sindo Sukses melalui proyeknya Jakarta Garden City seluas 370 ha di Cakung, Jakarta
Timur.

Tahun ini bisa melepas hampir 700 unit rumah, apartemen, dan ruko. Lebih rendah daripada tahun lalu yang mencapai 700 unit, tapi nilainya masih sama, lebih dari Rp 1,3 triliun.


Bahkan, CitraRaya selauas 2.800 ha Tangerang-Banten dan CitraMaja Raya (2.000 ha) di Maja, Lebak-Banten, tahun ini penjualannya masih bisa meningkat lima% dibanding 2017.

Begitu pula Paramount SeRp ong (700 ha) di kawasan Gading SeRp ong, Tangerang, bisa menjual 621 rumah tahun ini dengan harga Rp 600 juta-3,5 miliar/unit, lebih baik dibanding tahun lalu kendati developernya PT Paramount Land tidak menyebutkan angka persisnya.

Sementara apartemen Opus Park di kawasan pusat bisnis Sentul City yang berdiri di atas lahan seluas 3.100 ha, Sentul Selatan, Bogor-Jawa Barat, bisa menjual sekitar 200 unit apartemen hanya dalam empat bulan yakni sejak 1 Juli hingga 30 Oktober 2018 dengan harga unit antara Rp 778 juta-3,1 miliar. (dna/dna)

Hide Ads