Kondisi ini sebenarnya bisa jadi peluang bagi pelaku industri properti. Namun ada yang perlu menjadi catatan. Pasar properti yang kian heterogen memaksa pengembang harus memutar otak untuk mencari pangsa pasar baru. Yang baru, adalah pasar komunitas, di mana pengembang membuat proyek yang menyasar komunitas-komunitas tertentu.
"Pengembang saat ini memang harus lebih kreatif dalam mencari pasar. Potensi pasar komunitas cukup besar. Artinya, masih ada ceruk pasar yang bisa digarap, asalkan mau berinovasi," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda dalam keterangan yang diterima, Kamis (20/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah ini salah satunya dilakukan oleh pengembang PT Prima Jaringan dengan menggandeng PT Graha 165 Tbk, yang merupakan pusat pengembangan emotional spiritual quotient (ESQ). Keduanya memasarkan proyek aparteman Safa Marwa Tower di atas lahan seluas 2,6 hektar di kawasan Bambu Apus Jakarta Timur.
Lukman Purnomosidi, Presiden Direktur PT Prima Jaringan mengatakan, bahwa pihaknya membidik pasar komunitas terutama Alumni ESQ yang saat ini jumlahnya mencapai 1,9 juta orang.
"Ini merupakan kerjasama yang inline karena Safa Marwa Tower dan Group ESQ memiliki kesamaan visi bagaimana membangun sesuatu peradaban yang modern, inklusif, segkaligus bernuansa Islami," ungkap Lukman.
Kerja sama ini katanya, diharapkan bisa meningkatkan kinerja ESQ sebagai salah satu lembaga yang cukup berpengalaman dalam kegiatan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM). Pasalnya, semua kebutuhan dan fasilitas penunjang kegiatan tersebut akan tersedia lengkap dalam satu kawasan, Safa Marwa Tower.
"Safa Marwa Tower dirancang untuk target market kelas menengah atas dan dipasarkan terbatas, hanya 450 unit. Ditawarkan dengan pilihan unit berbeda, mulai dari tipe 31 - 115 meter persegi dan dibanderol seharga Rp 900 juta - Rp 3 miliar-an per unit," papar Lukman.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Arga Bangun Bangsa Ary Ginanjar Agustian, yang juga Pendiri ESQ Leadership Center mengatakan, sebagai pusat penyelenggara program pelatihan leadership, ESQ memiliki banyak alumni yang tersebar di berbagai daerah Indonesia dan kini jumlahnya mencapai 1,9 juta jiwa.
"ESQ itu punya misi untuk membangun peradaban atau Indonesia Emas. Sehingga tentu saja ketika kita kerjasama, kita juga mempelajari visi dan misi organisasi atau perusahaan tersebut," ungkap Ary Ginanjar. (zlf/dna)