Hal itu diungkapkan oleh Duta Besar Indonesia untuk Brasil periode 2010-2015, Sudaryomo Hartosudarmo saat acara FMB9 tentang Pindah Ibu Kota Belajar dari Pengalaman Negara Sahabat.
"Brasilia kota orang kaya memang, benar sekali, rumah-rumah besar dan untuk orang kaya. Yang kurang mampu di satelitnya, ada apartemen di sana," kata Sudaryomo di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (10/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga sekarang, kata dia, Brasilia berhasil menciptakan kota-kota satelit yang berada di sektirar ibu kota Brasil yang baru.
"Yuri Gagarin bahkan pernah mengatakan ketika mendarat di Brasilia, 'saya serasa mendarat di planet lain karena kotanya luar biasa.' Kantor terpusat, kawasan perdagangan terpusat, hotel terpusat," jelas dia.
Lalu bagaimana dengan di Indonesia?
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan desain pembangunan ibu kota Indonesia yang baru akan dilakukan dengan perencanaan yang matang. Yang pasti, nantinya ibu kota menjadi wilayah yang tidak seramai Jakarta sebagai pusat bisnis.
"Karena kita tidak ingin kota terlalu besar yang timbulkan permasalahan kota itu sendiri. Misal Melbourne, tidak sepi tapi memang menyenangkan untuk ditinggali. Tidak desain kota ramai, besar, karena ini hanya jadi pusat pemerintahan," kata Bambang
Ibu kota negara Indonesia yang baru, kata Bambang akan diisi oleh 1,5 juta orang. Sehingga, kondisinya akan tetap ramai. Namun, puncak mencapai 1,5 juta akan terpenuhi selama 10 tahun setelah direalisasikan.
"Saya nggak mungkin desain kota sepi pakai uang banyak. Saya desain kota 1,5 juta penduduk. Apakah itu sepi?," jelas dia.
Tonton Video Ibu Kota Baru RI Produk Bangsa Sendiri:
(hek/eds)