Menebak Lokasi Calon Ibu Kota Baru di Kalimantan

Menebak Lokasi Calon Ibu Kota Baru di Kalimantan

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 16 Agu 2019 18:38 WIB
Presiden Jokowi mengcek calon lokasi ibu kota baru/Foto: Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah meminta izin kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk memindahkan ibu kota ke Kalimantan. Hal tersebut disampaikannya dalam pidato RAPBN dan Nota Keuangan 2020. Namun, Jokowi belum menyebutkan lokasi pasti di Kalimantan yang akan menjadi lokasi ibu kota baru.

Lalu, di mana sebenarnya Jokowi menetapkan lokasi calon ibu kota baru?

Di awal bulan Mei lalu, Jokowi sudah mengunjungi dua provinsi di Kalimantan yang digadang-gadang menjadi lokasi calon ibu kota baru. Dua provinsi tersebut yakni Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Berikut hasil kunjungan Jokowi ke kedua provinsi tersebut:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalimantan Timur

Pada 7 Mei 2019, Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Timur. Saat itu, Jokowi Jokowi mengawali peninjauannya ke sejumlah lokasi alternatif calon pengganti ibu kota dengan mengunjungi Bukit Soeharto, yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara. Jokowi menyebutkan Kaltim unggul dari segi ketersediaan infrastruktur.

"Fasilitas-fasilitas yang ada di Kaltim ini sangat mendukung, terutama tadi airport, jalan tol yang nanti tahun ini insyaallah sudah jadi juga. Sangat mendukung itu," kata Jokowi seperti yang dikutip dari situs resmi Setkab, Selasa (7/5/2019).

Dengan ketersediaan infrastruktur penunjang yang memadai, maka biaya pemindahan ibu kota nantinya bisa dihemat karena tak perlu membangun lebih banyak. Hal ini sesuai dengan konsep pemindahan ibu kota yang direncanakan tak banyak membebani APBN.

"Artinya itu akan banyak menghemat biaya," kata Jokowi.

Namun, ada kendala dalam memilih Bukit Soeharto menjadi lokasi calon ibu kota baru. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro yang turut mendampingi Jokowi dalam kunjungan kerja ke Kaltim, Bukit Soeharto tak bisa dijadikan lokasi ibu kota baru

"Bukit Soeharto adalah hutan lindung tidak akan diganggu untuk keperluan ibu kota baru," kata Bambang di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (13/5/2019).

Dia menegaskan tak akan mengubah fungsi hutan lindung di Bukit Soeharto demi lokasi ibu kota baru.

"Kita sepakat hutan lindung itu harus dikembalikan pada fungsinya karena saat ini banyak masyarakat gunakan lokasi tersebut untuk kebun sawit dan sebagainya. Jadi kita harus kembalikan Bukit Soeharto kepada fungsi utamanya sebagai hutan lindung," tegas Bambang.


Kalimantan Tengah

Setelah berkunjung ke Kaltim, Jokowi juga berkunjung ke Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk mengecek kelaikan sebagai calon wilayah ibu kota Republik Indonesia. Jokowi mengecek via jalur udara dan darat.

Jokowi memulai peninjauan dengan menggunakan helikopter yang bertolak dari Bandara Tjilik Riwut, Kota Palangkaraya, Kalteng, pukul 10.00 WIB, Rabu (8/5/2019). Jokowi menumpangi helikopter kepresidenan Super Puma. Ada sekitar 45 menit Jokowi melihat wilayah Kalteng dari udara. Dia lalu mendarat di salah satu lapangan Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas. Usai meninjau via jalur udara dan darat, Jokowi mengaku menemukan feeling.

"Nemu, nemu, nemu feeling," kata Jokowi saat meninjau Bukit Nyuling, Kabupaten Gunung Mas, Kalteng, Rabu (8/5/2019).

Selama meninjau via udara dan darat, Jokowi menilai Provinsi Kalteng paling siap dalam ketersediaan lahan. Bahkan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran berjanji bisa menambah jumlah lahan yang dibutuhkan.

"Ya tadi kan kita melihat dari atas ya, dari udara. Kalau dari sisi keluasan, di sini mungkin paling siap. Mau minta 300 ribu hektare ya siap di sini. Kalau kurang masih tambah lagi juga siap," kata Jokowi.

Namun dirinya belum bisa menjamin Kalteng akan resmi dipilih menjadi daerah khusus ibu kota yang baru. Sebab harus dilakukan penghitungan yang matang dan menyeluruh terlebih dulu.

"Ini kan masih dalam kalkulasi, masih dalam kajian masih dalam hitung-hitungan semuanya. Aspeknya kan banyak sekali. Sekali lagi ini menyangkut aspek yang tidak hanya satu dua," katanya.

Kemudian, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang juga menemani Jokowi kunjungan kerja ke Kalteng menuturkan, Kalteng unggul dari sisi lingkungan. Ketersediaan lahan yang dibutuhkan guna membangun kota baru nanti lebih baik namun lokasinya cukup jauh dari kota eksisting dan infrastruktur pra sarana pendukungnya yang tak lebih lengkap dari Kaltim

"Jadi bagus kondisi alamnya. Hutannya masih asli. Jalan nasionalnya sudah kita bangun bagus. Tapi dia jauh dari kota mana-mana yang ada. Sehingga perlu pra sarana dasar yang lebih dari yang ada di Kaltim," tutur Basuki saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (10/5/2019).

Meski begitu, Jokowi menyimpulkan, Kaltim dan Kalteng memiliki nilai tambah dan kurang masing-masing. Poin-pon itulah yang jadi perhatian dan penghitungan nantinya.

"Urusan banjir mungkin di sini tidak, ya kan? Urusan gempa di sini tidak. Tapi kesiapan infrastruktur harus dimulai dari nol lagi. Ya kan? Itu juga salah satu pertimbangan masalah sosial politik, sosiologi masyarakat, semuanya dilihat," ucap Jokowi.

Jokowi juga mengatakan, nantinya akan ada tim khusus yang melakukan peninjauan dan penghitungan menyeluruh terhadap wilayah yang telah dia tinjau sebelumnya. Nantinya hasil penelitian tim tersebut akan jhadi bahan untuk disampaikan ke DPR agar mendapat persetujuan pemindahan ibu kota negara yang baru.

"Nanti tim besarnya akan diam-diam ke sini lagi. Dihitung kemudian baru setelah matang dan terencana secara detail diserahkan kepada saya. Nah dari situ lah kita memutuskan," terangnya.

"Saya ini ke lapangan hanya satu, mencari feeling-nya. Biar dapat feeling-nya. Kalau sudah dapat feeling-nya nanti kalkulasinya, hitung-hitungannya memutuskan lebih mudah. Kalau ke lokasi saja belum, dapat feeling dari mana? Ini saya kira sebuah visi besar jangka panjang. Bisa 5 tahun, bisa 100 tahun yang akan datang. Dalam rangka mempersiapkan negara ini untuk masuk sebuah negara maju," pungkas Jokowi.




(fdl/fdl)

Hide Ads