Bunga Bank Selangit, Pengembang: Sangat Memberatkan

Bunga Bank Selangit, Pengembang: Sangat Memberatkan

Trio Hamdani - detikFinance
Minggu, 22 Sep 2019 18:17 WIB
Foto: Tim Infografis: Mindra Purnomo
Jakarta - Masyarakat akan tetap kesulitan untuk kredit pemilikan rumah (KPR) meskipun uang muka atau down payment (DP) turun sebesar 5%. Hal itu diungkapkan pengembang yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI).

"(Bunga bank sekarang) sangat memberatkan (masyarakat melakukan kredit rumah)," kata Sekjen REI Totok Lusida saat dihubungi detikcom, Minggu (22/9/2019).

Yang memberatkan masyarakat, menurut dia karena selisih bunga bank cukup jauh dengan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 5,25%. Sementara kata dia rata-rata bunga bank masih di atas single digit.

"Ya orang merasa berat kan karena salah satu faktor yang paling utama dalam mengukur ekonomi riil adalah spread (selisih) antara BI Rate dengan (bunga) kredit," jelasnya.

Kondisi itu lah yang dia nilai membuat orang menganggap bunga bank terlalu tinggi. Sebenarnya, menurut Totok, tingginya bunga bank sangat relatif. Bila kondisi ekonomi sedang bagus, tingginya bunga bank tidak terlalu masalah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau bunga bank itu relatif ya. Dulu waktu bunga bank 17% kita juga bisa jalan, asal ekonominya jalan," sebutnya.

Dia menilai, penurunan DP rumah yang dilakukan BI paling mentok hanya membuat permintaan KPR tumbuh 2%. Pasalnya pelonggaran kebijakan tersebut belum diikuti penurunan bunga bank.

"Ya (penurunan DP KPR) pengaruhnya antara 2% lah. Kalau spreadnya (selisih bunga bank dan bunga BI) turun, nah itu pengaruhnya gede (ke pertumbuhan KPR)," tambahnya.


(toy/zul)

Hide Ads