Sederet Konsep 'Smart' yang Diusung Ibu Kota Baru di Kaltim

Sederet Konsep 'Smart' yang Diusung Ibu Kota Baru di Kaltim

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 10 Okt 2019 16:30 WIB
Desain ibu kota baru/Foto: Kementerian PUPR
Jakarta - Pembangunan ibu kota baru mengusung konsep Smart City, Smart Mobility. Apa saja konsep Smart yang akan ada di ibu kota baru?

Direktur Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Tri Dewi Virgiyanti menjelaskan, Smart City dalam ibukota baru akan membuat segala hal menjadi lebih mudah, terkontrol, dan terbuka untuk publik.

Virgiyanti mencontohkan dalam hal transport. Adanya Mass Rapid Transit (MRT) dan bus di ibukota baru bisa terlihat apakah kendaraan ada masalah, dimana kendaraan berada, hingga bisa tercatat jumlah penumpang yang naik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara teknologi bahwa kendaraan public transport ini ada dimana, berapa penumpang mungkin bisa tercatat juga. Kan orang ngetap tuh, nah dari situ bisa tercatat. Apakah tepat waktu, apakah nggak ada masalah dan sebagainya itu secara smart bisa terkontrol," katanya saat ditemui di Redtop Hotel, Jakarta, Kamis (10/10/2019).


Selain itu, Virgiyanti bilang, bahwa di ibu kota baru akan ada sejumlah CCTV di titik-titik yang sekiranya rawan kejahatan. Hal ini dilakukan agar penanganan kasus kejahatan bisa lebih cepat diatasi.

Ibu kota baru juga akan ada layanan kesehatan yang berteknologi. Jumlah rumah sakit akan disediakan sesuai dengan jumlah penduduk yang tercatat. Sehingga, masyarakat tidak perlu mencari rumah sakit yang jaraknya jauh dari rumah.

"Nanti layanan kesehatan umpamanya tercatat nih penduduk disini kira-kira berapa rumah sakit yang dibutuhkan. Kita juga belum secara detail merencanakan ini, tapi kira-kira rumah sakit terdekat kemana dia sudah tahu. Jadi sebelum berangkat pun umpamanya bisa mengontak rumah sakit supaya disiapkan sesuai permasalahan," jelasnya.

Terakhir, ibu kota baru juga direncanakan akan smart dalam hal perencanaan kota. Ia mencontohkan saat izin mendirikan bangunan rumah, akan ada teknologi yang terdeteksi apakah bangunan tersebut layak dijadikan rumah atau tidak. Jika tidak, maka surat izin pembangunan tersebut tidak akan keluar.

"Tiba-tiba ada orang datang pendatang, Saya ingin mendirikan bangunan di titik tertentu atau lokasi tertentu. Secara teknologi kita tahu, oh titik itu sebetulnya bukan titik rumah, jadi tidak bisa, izin tidak keluar," tutupnya.




(hns/hns)

Hide Ads