Direktur Utama dan Co-Founder Gradana Angela Oetama menjelaskan padahal rumah atau properti juga bisa menjadi investasi yang menggiurkan.
Apalagi sekarang investasi properti bisa menggunakan fintech. Dia menyebutkan ada beberapa perbedaan antara Fintech P2P dan Bank Mortgage. Menurutnya, berdasarkan jangka waktunya, tenor P2P cenderung lebih cepat yakni hanya 24 bulan dan 36 bulan. Sementara bank mortgage memerlukan waktu yang lebih lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Generasi Milenial Ngeluh Uang Muka KPR Mahal |
Dia menjelaskan bahwa investasi properti tradisional memang aman namun memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah modal yang besar. Sebagian milenial harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mulai berinvestasi dalam properti. Sedangkan, sebagian lainnya tak memiliki modal untuk berinvestasi.
Investasi yang dimaksud adalah, menjadi pendana atau lender yang nantinya uang tersebut digunakan untuk penyaluran kredit ke borrower.
Oleh karena itu, fintech mulai menjadi pilihan yang menarik bagi milenial karena mereka dapat mencicil untuk mendapatkan modal tersebut. Angela mengatakan, bahwa salah satu alasan mengapa customer memilih Gradana adalah karena uang muka. Gradana memberikan pinjaman untuk kebutuhan cicilan uang muka (DP) rumah.
"Down Payment atau uang muka yang harus dibayarkan customer cukup tinggi sekitar 20%. Dengan Gradana, nasabah dapat mencicil DP tersebut. Intinya problem yang kita solved adalah DP ini. Customer tak perlu repot-repot menabung dulu untuk membeli propertinya," jelas dia.
(kil/dna)