Generasi Milenial Ngeluh Uang Muka KPR Mahal

Generasi Milenial Ngeluh Uang Muka KPR Mahal

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 17 Okt 2019 14:55 WIB
Foto: Tim Infografis: Luthfy Syahban
Jakarta - Memiliki rumah merupakan salah satu goals yang dituju setiap orang. Namun generasi milenial saat ini justru menempatkan kepemilikan rumah di posisi kesekian setelah pleasure atau kesenangan.

Manager Marketing Darman Susanto S Communication PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menjelaskan saat ini banyak generasi milenial yang belum memiliki rumah karena proses yang sulit.

"Banyak milenial mengeluh uang muka untuk KPR nya mahal. Jadi mereka mundur ketika tahu besaran DP yang harus dibayar," kata Darman dalam acara Indonesia Mortgage Forum di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (17/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Memang saat ini, bank memberlakukan uang muka 15-20% untuk kredit pemilikan rumah (KPR).

Dia menjelaskan padahal banyak generasi milenial yang memiliki pendapatan di atas rata-rata namun selalu merasa tidak mampu untuk memiliki rumah.

Hal ini karena banyak milenial yang menggunakan gaji untuk hal-hal tidak penting. Yakni spending di tempat yang salah misalnya terlalu sering ngopi dengan harga yang mahal dan travelling bersama teman-teman yang terlalu sering.

"Milenjal itu spending uangnya di kafe, jalan-jalan dan shopping yang menjadi hiburan untuk diri mereka karena sudah bekerja keras. Nah ini yang membuat makin konsumtif," jelas dia.


Menurut dia, milenial dipastikan mampu untuk memiliki rumah. Karena tidak mungkin selamanya menyewa rumah atau sewa kamar kost.

Selain itu banyak juga milenjal yang menilai pekerjaan mereka belum stabil. Sedangkan di bank untuk mengajukan KPR dibutuhkan pekerjaan yang tetap.

"Jadi kalau di film Avengers itu ada Wakanda Forever, milenial sekarang Wacana Forever untuk punya rumah. Hanya ingin saja, tapi belum direalisasikan," jelas dia.

Darman menyebutkan, padahal saat ini sudah banyak relaksasi yang diberikan dari bank sentral seperti peningkatan Loan to Value (LTV) agar uang muka lebih rendah, jangka waktu cicilan yang lebih mahal hingga promosi bank untuk cicilan yang lebih ringan.


(kil/dna)

Hide Ads