Semua itu akan membuatnya lebih mudah dalam memahami dan memetakan persoalan sekaligus membuat alternatif solusinya. Surya mengaku sebagai pribadi yang sensitif sehingga tidak merasa khawatir untuk bertemu masyarakat.
"Sebab yang dibutuhkan (masyarakat) kan sebetulnya pemerintah itu menyapa, mendengarkan (keluh-kesah masyarakat) sehingga mereka percaya bahwa pemerintah ini berbuat yang benar," kata Surya kepada Tim Blak-blakan detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah kebijakan publik, kata Surya, tidak mungkin kebijakan publik akan memuaskan semuanya.
"Pasti ada korbannya, pasti ada yang dirugikan. Kita bisa pakai Prinsip Pareto (ekonom Italia Vilfredo Pareto) selama 80% oke berarti oke. Sisanya yang 20% adalah yang dirugikan," ujarnya.
Menyadari hal itu lalu pemerintah bisa fokus untuk memberikan mitigasi terhadap para korban. "Saya punya passion di situ, seperti dalam menangani konflik agraria."
Saat memintanya menjadi wakil menteri, Presiden Jokowi menugaskan agar dia membantu menyelesaikan berbagai masalah pertanahan, seperti tumpang tindih kepemilikan tanah, sertifikasi, konflik agraria, masyarakat yang tinggal di hutan, dan reformasi agraria.
Surya lahir di Jakarta pada 28 Maret 1971. Kedua orang tuanya adalah pedagang ayam potong di Pasar Jatinegara. Anak keenam dari tujuh bersaudara ini semula bercita-cita menjadi Insinyur Penerbangan. Tapi karena program beasiswa sudah dihentikan akhirnya dia memilih kuliah di Fakultas Hukum UI. Pertimbangannya, biaya kuliah relatif lebih murah dan tingkat persaingan tidak terlalu tinggi.
Selepas dari UI dia aktif di LBH Jakarta. Dari situ dia melanjutkan pendidikan ilmu hukumnya di Universitas Warwick - London, dan Universitas Leiden, Belanda.
Selain berbicara soal komitmennya untuk membantu mencari alternatif terbaik dalam menangani isu agraria, dia juga mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan A Djalil. Dia juga dengan lugas mengungkapkan kondisi keluarga dan perjalanan hidupnya sebagai penyandang disabilitas sejak usia 6 bulan.
Penasaran seperti apa? Simak Blak-blakan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Surya Tjandra, "Bela Buruh dan Konflik Agraria" di detikcom, Senin (4/11/2019).
(jat/ang)