Ali menjelaskan saat ini banyak dari pengembang yang mulai memberikan relaksasi dari sisi pembayaran. Bahkan ada yang memberikan diskon yang cukup besar.
"Harusnya sekarang banyak pengembang yang mulai relaksasi dari sisi cara pembayaran. Bahkan ada yang berikan diskon cukup besar. Mereka masih melihat situasi. Tapi dengan kondisi ini pun sebenarnya investor sudah mendapatkan harga yang bagus," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diskon sendiri rata-rata yang diberikan pengembang saat ini sekitar 10-15% yang juga tergantung dari cara bayar.
Survei itu menunjukkan, penurunan nilai penjualan perumahan tertinggi terjadi di wilayah Bekasi sebesar 56%, lalu diikuti oleh wilayah Bogor sebesar 55,3%, Depok 50,9%. Sementara penurunan paling rendah terjadi di Cilegon sebesar 27,2%.Survei IPW dilakukan terhadap 95 proyek perumahan yang terbagi dalam 4 wilayah besar yaitu Jakarta, Bekasi, Bogor (termasuk Depok), dan Banten (Serang, Cilegon, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang). Nilai penjualan sebesar Rp 1.440.918.534.767 pada triwulan sebelumnya harus jatuh sampai mencapai Rp 719.056.090.052.
Menurut hasil survei Indonesia Property Watch (IPW), nilai penjualan perumahan di wilayah Jabodebek-Banten mengalami penurunan. Rata-rata penurunan mencapai 50,1% di kuartal I-2020.
Menurut survei tersebut penurunan tertinggi terjadi di segmen harga rumah di bawah Rp 300 jutaan yang turun 62,5% jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan turun 68,8% jika dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun 2019 (yoy).
Segmen itu didominasi oleh pasar end-user bukan investor. Segmen ini ternyata tidak sanggup bertahan, apalagi dengan kecenderungan daya beli yang terus menurun.
Menurut survei IPW penurunan harga di segmen ini disebabkan potensi terjadinya gelombang PHK dan menurunnya penghasilan masyarakat kelas menengah ke bawah.
Sementara itu di segmen harga di atas Rp 1 miliar ke atas yang didominasi investor juga terjadi penurunan sebesar 46,0% dibandingkan kuartal sebelumnya atau 36,4% jika dibandingkan dengan kuartal I-2019.Penurunan di segmen atas itu juga masih lebih rendah dibandingkan penjualan di segmen harga menengah antara Rp 300 jutaan sampai Rp 1 miliaran.
Meskipun terjadi penurunan di segmen ini, diperkirakan pasar masih memiliki potensi daya beli yang cukup terjaga. Penurunan ini lebih disebabkan faktor psikologis dalam menunda pembelian.
Lalu tepatkah beli rumah di saat pandemi?
Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]