Sebuah rumah kecil yang berada di tengah pemukiman padat Ibu Kota berhasil mencuri perhatian masyarakat dunia.
Rumah tersebut berhasil menyabet penghargaan Small Architecture+ Small Living by People Choice di ajang Architizer Award.
Rumah kecil itu diberi nama 'The Twins', desainnya merupakan karya arsitek lokal yang tergabung dalam Delution. Desain rumah ini telah bersaing dengan 5 ribu karya arsitektur yang datang dari lebih 100 negara di dunia
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini 3 fakta menarik soal rumah The Twins.
1. Letaknya di Dalam Gang Sempit Cipulir
Dikutip detikcom dari keterangan yang ada di website resmi Delution, delution.co.id, Minggu (13/9/2020), The Twins merupakan proyek yang dibangun Delution sejak 2018 dan selesai pada 2019.
Rumah ini memang mungil, dibangun pada lahan seluas 70 meter persegi dalam salah satu gang sempit di Cipulir, Jakarta Selatan. Luas bangunannya 73 meter persegi.
Saking padatnya lingkungan sekitar, akses ke rumah The Twins cuma sebuah gang dengan lebar 1,5 meter, sehingga hanya dapat dicapai dengan sepeda motor ataupun berjalan kaki.
Buka halaman selanjutnya untuk tahu lebih banyak fakta unik The Twins.
2. Telan Budget Total Rp 450 Juta
Pembangunannya dilakukan menggunakan konsep rumah tumbuh. Delution membangun rumah ini secara bertahap, terbagi dalam tiga fase dengan total budget Rp 450 juta.
Fase I dengan anggaran sebesar Rp 150 juta. Kemudian di tahap II yang sudah termasuk pembangunan atap menghabiskan anggaran sebesar Rp 200 juta. Tahap terakhir Rp 100 juta.
"Kami menyadari bahwa kami perlu mengeluarkan sedikit uang ekstra untuk membangun rumah, untuk menyiasati kami mencoba merancang rumah tumbuh yang dapat dibangun dalam beberapa fase," ujar CEO Delution, Muhammad Egha.
3. Dua Bangunan dalam Sepetak Tanah
The Twins, memiliki dua bangunan dengan ukuran berbeda. Satu rumah terdiri dari dua kamar tidur dengan kamar mandi, dapur dan ruang makan untuk empat orang. Sementara rumah yang satu lagi memiliki kamar tidur dengan kamar mandi dan ruang keluarga.
Kedua bangunan itu dibangun dalam satu petak tanah, lalu dihubungkan dengan pintu kaca yang bisa dipasang dan dibuka kapan saja untuk menciptakan ruangan multiguna yang lebih luas.
Rumah ini didesain oleh tiga orang, yaitu Muhammad Egha, Hezby Ryandi, dan Fahmy Desrizal. Mereka dibantu sebuah tim teknis yang terdiri dari Haidar Majid dan Defi Andri.
(dna/dna)