Lahan terdampak proyek tol Yogyakarta-Solo di beberapa lokasi di Klaten dipasang poster. Tidak diketahui siapa yang memasang poster tersebut, tetapi diduga terkait ganti rugi lahan.
Pantauan detikcom di lokasi, poster terpasang di sawah tepi Jalan Penggung - Jatinom, Desa Tarubasan dan Jalan Karanganom - GOR. Ada lima poster besar bertiang bambu di dua lokasi itu.
Poster itu bertuliskan 'Kami Mohon Transparansi Harga Terdampak Tol, Tanah Ini Hasil Jerih Payah Kami, Kami Tidak Berniat Menjual Tanah Tapi Demi Kepentingan Umum Kami Rela Tapi Hargai Pengorbanan Kami' dan lainnya. Poster lainnya juga dipasang di Jembatan Kadirejo, Desa Karanganom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang warga Desa Tarubasan, Kecamatan Karanganom, Giono mengatakan proyek tol di desanya menerjang banyak sawah milik warga. Sampai saat ini belum jelas nilai ganti ruginya.
"Saya juga heran, nilai ganti ruginya berapa saja belum jelas tapi sawah sudah dipasang patok. Mestinya kan jelas dulu harganya," kata Giono kepada detikcom, Jumat (1/1/2021).
Dituturkan Giono, sawahnya juga terkena proyek tersebut seluas 65 meter persegi. Namun selaku petani belum diajak bicara soal harganya. "Kena cuma 65 meter tapi mau diganti berapa belum tahu. Sawah samping saya ada yang kena cuma beberapa meter tapi ada yang kena pas di tengahnya," sambung Giono.
Sementara itu Sekretaris Desa Tarubasan, Kecamatan Karanganom, Basuki mengatakan di desanya ada sekitar 100 bidang lahan milik warga yang kena. Namun nilai ganti ruginya belum diketahui. Menurut Basuki, pemerintah desa tidak mengetahui yang memasang poster tersebut siapa. Tapi dia menduga adalah warga yang kena jalan tol.
"Kami tidak tahu. Mungkin warga yang kena sebab mendengar desas - desus soal harganya jadi terus terang kita tidak tahu masalahnya," ungkap Basuki.
Dikatakan Basuki, lahan di desanya yang terkena proyek tol semua lahan sawah. Tidak ada rumah atau fasilitas umum yang terdampak. "Fasilitas umum dan rumah tidak ada yang kena. Tapi sampai saat ini musyawarah soal harga juga belum ada," lanjut Basuki.