Bisnis Kos-kosan di Tengah Pandemi: Sunyi-Sepi Ditinggal Penghuni

ADVERTISEMENT

Bisnis Kos-kosan di Tengah Pandemi: Sunyi-Sepi Ditinggal Penghuni

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 02 Feb 2021 11:02 WIB
ilustrasi kamar
Ilustrasi/Foto: iStock
Jakarta -

Dampak pandemi virus Corona (COVID-19) masih sangat terasa bagi para pemilik kos-kosan, terutama di kawasan Ibu Kota DKI Jakarta. Kebijakan pemerintah yang menetapkan kegiatan bekerja mayoritas dari rumah, dan juga kegiatan belajar-mengajar di kampus sepenuhnya dari rumah menyebabkan penghuni kos satu per satu memilih pulang ke rumah masing-masing.

Mulai dari kos-kosan yang mayoritas diisi karyawan hingga mahasiswa sama kondisinya. Banyak kamar yang kosong, entah kapan diisi kembali. Beberapa kos sudah memasang spanduk 'kamar kosong' lebih dari 7 bulan. Padahal, sebelum pandemi datang, ponsel para pemilik kerap kali berdering menerima panggilan telepon yang menanyakan adakah kamar yang kosong.

Hal itu dirasakan oleh Jamil, pemilik kos di Kelurahan Kalibata, Jakarta Selatan. Ia yang memiliki 52 kamar kos dan biasanya selalu penuh, kini hanya terisi 37 kamar sedangkan 15 kamar lainnya yang kosong.

"Saya ada 52 kamar, biasanya kalau normal nggak pernah kosong, artinya kosong 1, lalu sudah terisi lagi. Malah banyak yang menunggu. Dari 52 kamar sekitar ada 15 kamar kosong. padahal nggak pernah seperti itu, selalu penuh," kata Jamil kepada detikcom, Selasa (2/2/2021).

Ia mengatakan, kos-kosannya itu terletak dekat pusat kota. Oleh sebab itu, sangat jarang kamar-kamar di kos miliknya kosong lebih dari dua kamar. Jamil mengatakan, para penghuni kos yang memilih keluar dikarenakan adanya kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

"Karena WFH, banyak yang memilih mudik, di rumah masing-masing. Kebanyakan kan karyawan dari daerah, dari Jawa, Kalimantan, lalu ngekos di sini. Nah dia diinfokan kantornya itu 2021 sudah full WFH, jadi mereka pindah, nggak ngekos lagi," ujarnya.

Selain karyawan, ada sekitar 6-7 orang mahasiswa pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) yang memilih keluar karena tak ada kegiatan belajar langsung di kampus.

"Yang kuliah juga kan libur semua, di sini kan dekat dari Uhamka. Banyak yang S2, tapi karena kuliah di rumah semua ya pulang, nggak ngekos. Tadinya ada di sini 6-7 orang kuliah di Uhamka," imbuhnya.

Tak hanya kos-kosan milik Jamil, sebuah kos di kelurahan Kemanggisan, Jakarta Barat yang letaknya dekat dengan Binus University juga mulai ditinggal para penghuninya sejak Mei 2020. Atun, sang pengelola kos tersebut mengatakan, dari total 25 kamar, kini hanya 13 kamar yang terisi.

"Biasanya sebelum COVID-19 paling kosong 3-5 kamar, itu pun kosong paling hanya 1-2 bulan. Kalau sekarang ini parah banget, yang nyari pun nggak ada. Ada cuma nanya-nanya doang ya sudah, terus pulang," ungkap Atun ketika dihubungi detikcom secara terpisah.

Atun mengatakan, sebagian besar penghuni kos yang keluar itu adalah mahasiswa Binus yang memilih tak melanjutkan sewa kos karena semua kegiatan kuliah dilakukan secara online.

"Sebelumnya di sini ada anak Binus. Karena COVID-19, kan kuliahnya online, jadi mereka pada keluar, kuliah dari rumah saja. Sekarang yang masih mengisi kos cuma yang pada kerja saja," tutup dia.

(vdl/ara)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT