Kekuatan Digital dan Media Sosial Jadi Juru Selamat Sektor Perumahan

Kekuatan Digital dan Media Sosial Jadi Juru Selamat Sektor Perumahan

Dana Aditiasari - detikFinance
Minggu, 14 Feb 2021 18:28 WIB
Seorang pengunjung melihat maket hunian vertikal sambil memantau dari website Rumah Murah BTN, di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (11/2/2021). Hunian vertikal khas kesukaan milenial ini juga untuk pembiayaannya didukung oleh bank BTN dengan DP dan bunga yang sangat terjangkau. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman_punyaFOTO
Jakarta -

Pandemi COVID-19 yang terjadi pada awal tahun 2020 lalu membatasi semua kegiatan manusia di dunia, termasuk di Indonesia. Corona memang 'menjangkit' ke seluruh sendi-sendi perekonomian dunia tak terkecuali Indonesia.

Misalnya, seperti perumahan juga menjadi salah satu sektor yang harus menahan tekanan berat dari pandemi ini. Tak ada lagi tenaga pemasar perumahan yang dengan ramah memberikan brosur dan daftar harga kepada calon konsumen. Tak ada pula maket rumah, apartemen sampai display megah yang dipamerkan di expo-expo properti bergengsi yang biasanya digelar berkali-kali dalam satu tahun.

Kondisi ini memang menjadi pil pahit yang harus ditelan oleh para pengembang. Real Estat Indonesia (REI) menyebutkan akibat pandemi penjualan rumah menyusut hingga 60%. Hal ini merupakan yang paling parah sepanjang sejarah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Ketua Umum Asosiasi REI Hari Ganie mengungkapkan jika berada di dalam ring tinju sektor perumahan saat ini sudah hampir KO. Kondisinya babak belur dan berdarah-darah. Hal ini karena, perumahan sangat terkait dengan permintaan dan daya beli masyarakat yang saat ini sedang melemah akibat ekonomi makro Indonesia yang juga digoyang oleh pandemi.

Iya, ini tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi tahun kalender 2020 menurut kelompok pengeluaran di sektor perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga pada tercatat 0,35%. Padahal inflasi tahun kalender 2019 inflasi di sektor yang sama tercatat 1,75%.

ADVERTISEMENT

Menurut Hari, kondisi seperti ini membuat pengembang terpaksa melakukan pemangkasan biaya-biaya agar bisa bertahan dan tetap melanjutkan bisnis ke depannya. Kemudian asosiasi mengajukan kepada pemerintah agar memberikan stimulus dan perbankan juga memberikan restrukturisasi untuk pengembang dan konsumen.

"Agar bertahan pengembang juga melakukan banyak hal, efisiensi operasional, efisiensi pegawai dan tidak mengeluarkan biaya untuk hal-hal yang tidak perlu seperti pengadaan landbank baru," jelas dia kepada detikcom, Minggu (14/2/2021).

Menurut Hari, internet dan media sosial juga menjadi salah satu juru selamat sektor perumahan ketika pandemi melanda. Masyarakat yang ruang geraknya dibatasi membuat penggunaan internet semakin gencar.

Sesuai dengan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada kuartal II 2020 saja pengguna internet sebanyak 196,7 juta orang naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 171 juta orang. APJII juga menyebutkan jika selama pandemi masyarakat yang mengakses internet bisa mencapai 8 jam dalam satu hari.

Menurut Hari, makin banyaknya masyarakat yang online, semakin efektif pula promosi penjualan produk yang masif di media sosial. Selain itu pemasaran melalui media sosial disebut lebih murah jika dibandingkan dengan promosi offline karena tidak ada sewa tempat, biaya SPG dan biaya-biaya lainnya. Karena itu digital marketing melalui media sosial adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh para pengembang.

"Karena dengan pemasaran online ini, calon pembeli juga bisa lebih mudah membandingkan satu proyek dengan proyek lain. Walaupun memang membeli rumah harus ada feel dulu lingkunganya bagaimana, pengembangnya seperti apa. Tapi media sosial atau pemasaran online ini bisa menjadi pembuka jalan penjualan yang lebih baik ke depannya," jelas dia. Hari mengharapkan dengan vaksinasi yang sudah dilakukan dan Undang-undang Cipta Kerja bisa menciptakan harapan baru untuk perekonomian dan sektor perumahan di Indonesia.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Kuatnya tekanan pandemi juga dirasakan oleh Daun Karya Property salah satu pengembang perumahan di Kabupaten Bogor. Direktur Pemasaran Daun Karya Marsudi mengungkapkan pandemi memang berdampak sangat dashyat dan luar biasa untuk sektor perumahan.

Dia menceritakan awal 2020 sebelum diumumkan COVID-19 menjadi pandemi di seluruh dunia, penjualan rumah bisa dibilang sudah lambat dan berat. Apalagi ditambah dengan pandemi Corona.

Marsudi sempat pesimistis dengan penjualan rumah di sejumlah proyek Daun Karya seperti perumahan Avani Terra Residence yang baru terjual sekitar 80 unit dan sisanya masih ada 70an unit. Kemudian proyek Deparis by Avani yang masih tersisa 110 unit dari 160 unit yang tersedia.

"Secara hitungan ini sebenarnya tidak masuk, bahkan diprediksi saat itu kami hanya bisa bertahan 3 bulan ke depan, paling lama ya 6 bulan jika penjualan masih seperti sebelum pandemi, pilihannya kita akan berhenti dulu. Karena awal 2020 ini memang sudah berat, kemudian masuk lah pandemi ya lebih berat, sangat berat," ujar dia.

Marsudi langsung memutar otak, dia memanfaatkan media sosial dengan gencar untuk memasarkan unit-unit rumah yang masih tersisa. Selain itu dia juga menangkap peluang masyarakat yang di rumah saja namun tetap mendapatkan tunjangan hari raya (THR).

Akhirnya dia mengemas penjualan dengan promo yang menarik dan berkelanjutan. Dia juga tak hanya membidik kalangan milenial tapi juga generasi-generasi pendahulunya agar bisa memiliki rumah dengan cara yang mudah dan terjangkau namun tetap sesuai dengan kemampuan mereka. Ide Marsudi berbuah manis, dengan promo subsidi bunga dan cicilan, penjualan di kedua proyek ini melesat. Hitungan pesimis yang dia lakukan di awal berubah 180 derajat.

"Ini seperti keajaiban dari Tuhan dan juga kita gencar di media sosial ini yang membuat kami bisa bertahan sampai sekarang Avani Terra ini per 13 Februari 2021 tinggal 1 unit dan Deparis by Avani tinggal 3 unit, magic media sosial," ujarnya.

Marsudi mengerahkan timnya untuk memaksimalkan media sosial seperti Instagram, Facebook sampai Youtube dan Tiktok untuk menggaet calon konsumen. Menurut dia kebiasaan masyarakat saat ini sudah berubah, media sosial seperti menjadi kebutuhan dan tempat untuk mendapatkan informasi selain mencari hiburan. Media sosial juga dimaksimalkan karena pameran properti secara fisik belum bisa digelar kembali.

Menurut dia media sosial menjadi sarana pameran yang efektif untuk mendatangkan konsumen. Memang dengan penggunaan media sosial ada prinsip kerja lama yang harus ditabrak, seperti dulu tenaga pemasar harus keluar kantor dan bertemu dengan calon konsumen. Namun kini berbeda, semua tenaga pemasar duduk di kantor dan menggunakan media sosial sebagai sarana pemasaran.

Daun Karya juga memberikan bantuan dana khusus setiap bulannya untuk para tenaga pemasar agar bisa memaksimalkan konten-konten di media sosial dan bisa melakukan penjualan secara digital. Tenaga pemasar juga harus memberikan layanan survei virtual. Caranya dengan mengadakan fitur 360 untuk foto unit rumah, video sampai video call dengan calon pembeli.

Dia mengatakan bahkan ada konsumen di salah satu proyeknya yang melakukan survei virtual dan langsung melakukan booking.

Survei virtual ini juga dijelaskan secara detil terkait site plan, share location untuk mengukur seberapa jauh jarak perumahan dengan tempat kerjanya maupun sarana transportasi umum.

Lalu dari tenaga pemasar, menginformasikan tentang pengembangan wilayah sekitar perumahan seperti rencana fasilitas publik seperti pembangunan jalan tol hingga surat-surat pendukung dan legalitas yang dimiliki perumahan.

"Memang tak hanya di kondisi pandemi, yang namanya memasarkan rumah juga harus mengikuti tren, kalau kita begitu-begitu saja ya akan ketinggalan sama yang lain. Branding juga menjadi hal yang sangat penting," jelas dia.

Marsudi optimistis dengan vaksinasi yang sudah mulai dilakukan perekonomian akan membaik dan kembali mendorong kinerja sektor perumahan. Karena itu, Daun Karya juga yakin dengan membuka proyek baru bernama Avani Gyoen meskipun masih di tengah pandemi.

"Keyakinan kami begini saat pandemi, setiap ada awal pasti ada akhir. Kami berharap semoga cepat selesai, apalagi ada vaksin itu menambah keyakinan kami. Kalau tidak optimis kami juga harus memikirkan mau dikemanakan semua pekerja ini?," jelas dia. Avani Gyoen merupakan perumahan yang terletak di Tajur Halang, Kabupaten Bogor bernuansa Jepang dan memiliki fitur smarthome.

Laporan Hootsuite bertajuk Social Media Trends 2020 menyebutkan digital dan sosial media menjadi kebutuhan pokok sebuah perusahaan sekarang dan nanti. Media sosial menjadi sangat penting agar eksistensi perusahaan tetap terjaga.

Bagaimana transformasi digital berperan dalam pemulihan sektor properti? Buka halaman selanjutnya.

Mengutip laporan yang dikeluarkan Deloitte berjudul 2021 Global Marketing Trends: Find your focus segmen Agility: Changing the playbook disebutkan agar perusahaan bisa bertahan konsep pemasaran harus dirombak besar-besaran. Digital atau online menjadi hal wajib yang dilakukan oleh perusahaan demi memenuhi kebutuhan konsumen.

Hasil survei yang dilakukan Deloitte yang melibatkan 2.447 responden (global) menampilkan 58% berminat dengan produk yang memiliki embel-embel "new normal" atau "normal baru".

Apalagi COVID-19 ini memang memaksa masyarakat untuk mengadopsi sistem digital dengan sangat cepat. Ada 63% responden yang sangat menyukai jika perusahaan menciptakan konten dengan desain yang menarik di media sosialnya. Perusahaan juga dinilai harus mampu mengadopsi platform agar saling terhubung seperti e-commerce, media sosial hal ini penting agar perusahaan bisa melihat ke mana arah minat masyarakat.

Associate Director, Marketing & Communications at Colliers International Yulia Miranti, media sosial memang menjadi sangat penting untuk promosi produk dan brand awareness sebuah perusahaan.

Apalagi di masa pandemi ini yang terbatas untuk mendatangi lokasi. Media sosial bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi produk di berbagai platform.

"Lebih baik jika calon pembeli bisa mendapatkan pengalaman 360 mereka tak hanya melihat foto tapi juga video atau bahkan virtual reality (VR) yang baik dari media sosial dan website," jelasnya.

Saat ini sejumlah pengembang perumahan sudah mulai gencar menggunakan berbagai platform sosial media. Konten yang dibuat tak hanya memberikan informasi promosi tapi juga tips dan trik berburu rumah. Jadi dari konten tersebut calon konsumen bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih.

Namun memang, dalam promosi terdiri dari beberapa faktor dan media sosial adalah salah satunya. Pengembang juga harus jeli dalam membidik konsumen sehingga bisa disesuaikan dengan sarana promosi yang akan dikerjakan.

"Harus cocok dengan identitas perusahaan, karena untuk beradaptasi ke pemasaran digital juga harus sesuai dengan culture perusahaan yang dibangun, tidak bisa hanya mengikuti tren semata," ujarnya.

Dalam laporan Colliers Quarterly IV 2020 untuk kategori apartment & expat housing disebutkan saat ini kebanyakan calon konsumen juga masih melakukan wait and see. Pengembang bisa memanfaatkan momen ini dengan memberikan penawaran dan banyak insentif yang menarik minat konsumen.

Seperti banyak potongan harga, cashback, paket unit dengan perabot, gratis biaya pemesanan. Hal-hal tersebut bisa dilakukan agar penjualan bisa meningkat.

Karena itu perbankan juga berupaya mewujudkan layanan digital yang bisa memfasilitasi kebutuhan konsumen dalam memiliki hunian impian. Meskipun di masa pandemi ini, layanan perbankan juga terdisrupsi dan mau tidak mau beralih ke digitalisasi.

Plt Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengungkapkan BTN memaksimalkan layanan digital dengan banking from home hingga meningkatkan kualitas layanan aplikasi mobile banking.

"Ada juga variasi produk KPR yang diracik dengan produk cash management maupun produk tabungan untuk menarik nasabah agar lebih loyal terhadap BTN," jelasnya.

BTN juga berupaya untuk mendorong keterjangkauan akses perumahan untuk lebih dari 6 juta masyarakat. Misalnya dengan membangun one stop shop dan home of Indonesia's best talent serta membangun portofolio berkualitas tinggi dan menurunkan rasio kredit macet. Nixon mengungkapkan properti ini menjadi salah satu sektor yang mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Bank yang berusia 71 tahun ini juga akan menggelar Anniversary BTN Solusi Properti Expo. Ini merupakan pameran properti virtual dan BTN menjadi bank One Stop Solution bagi semua konsumen di seluruh Indonesia yang ingin mewujudkan hunian impian.

Selain itu BTN juga meningkatkan transaksi baik melalui EDC, ATM dan Mobile Banking Bank BTN. Nixon mengatakan ada pula kerja sama dengan merchant seperti Alfamart, Indomaret, Mitra10 maupun Tokopedia, Bukalapak, Shopee sampai Linkaja dan Gopay.

Nixon berharap masyarakat makin akrab dengan Bank BTN tidak hanya sebagai Bank KPR tapi juga bank yang dapat memberikan solusi investasi dan layanan transaksi digital yang makin lengkap.

"71 Tahun BTN akan menjadi moment untuk kita bagaimana banyak masyarakat akan menjadikan BTN sebagai mitra dalam melayani kebutuhan perbankan mereka," tegasnya.

Bagaimana rincian programnya? Buka halaman selanjutnya.


Program Kredit Pemilikan Rumah Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (KPR BP2BT) adalah program stimulus sektor perumahan yang pelaksanaannya dilakukan pemerintah bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN).

Diungkapkan Direktur Consumer and Commercial Lending Bank BTN Hirwandi Gafar, KPR BP2BT bakal mempermudah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki hunian dengan bantuan hingga Rp40 juta dari pemerintah.

Subsidi KPRSubsidi KPR Foto: Subsidi KPR (M Fakhri Aprizal/Tim Infografis)


Simak Video "I'tikaf Menenangkan Diri & Hati"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads