PT Bintang Raya Lokalestari (BRL) menegaskan posisinya dalam mega proyek pembangunan Bukit Algoritma adalah sebagai penyedia lahan. Dhanny Handoko selaku Direktur Utama PT BRL menegaskan 888 hektare (ha) lahan yang direncanakan dibangun Bukit Algoritma seluruhnya berada di lahan perkebunan dan agrowisata miliknya.
"Jadi kami ini memang (berada) di lokasi perkebunan dan argowisata. Pada tahun 2017, saat itu ada tim searching committee yang terdiri dari Kementerian Pariwisata, Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Sukabumi mengajak kami untuk terlibat dalam proyek rintisan usulan KEK Provinsi Jawa Barat," kata Dhanny kepada detikcom, Selasa (13/4/2021).
Saat itu Kabupaten Sukabumi bersama Pangandaran, Kertajati, Jati Gede Sumedang, koridor Bekasi-Purwakarta dan Kota Walini sama-sama mengusulkan diri sebagai KEK di Jawa Barat. Saat itu usulan dibuat sedemikian rupa agar benar-benar terkonsep.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam perjalanan selama proses bimbingan di bawah pimpinan Prof Dr Ir Denny Djuwanda kami menemukan konsep suatu kawasan yang akan menyediakan ruang tumbuh kembang bagi pembangunan sumberdaya manusia yang berkelanjutan," lanjut Dhanny.
"Untuk membentuk ekosistem itu kami menghibahkan lahan hampir seluas 100 hektar. Untuk ITB 25 hektar, 25 hektar untuk Unpad dan 25 hektar untuk IPB. Langkah awal kami ambil merupakan suatu komitmen kami selaku pemilik lahan, PT Bintang Raya bersama Pemkab Sukabumi dan Pemprov Jabar," sambungnya.
Dalam perjalanannya, Dhanny sempat mendapat kesempatan terdaftar di Dewan Nasional KEK, hal itu menurut Dhanny seiring dengan harapan yang konseptual diantaranya yang utama menurutnya adalah jalan tol sesi 2 Cibadak.
"Kemudian saat ini yang ramai ini yang tentang Bukit Algoritma (atas pemikiran) mas Budiman Sudjatmiko (Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO) ini sangat luar biasa sekali, kami menyambut baik. Kami sangat berterima kasih, atas kesempatan kerja sama yang diberikan sebagai penyedia lahan atau penyedia ruang," bebernya.
Menurut Dhanny saat ini kondisi kebutuhan masyarakat Cikidang dan Cibadak masih sangat tertinggal dalam pendidikan formal maupun perguruan tinggi. Setelah mendapat masukan dari Budiman Sudjatmiko yang menyebut kunci inovasi adalah imajinasi Dhanny meyakini konsep tersebut akan tercapai.
"Di sini kami bersama tokoh masyarakat dengan dukungan dari pemerintah daerah dan tokoh agama kami akan mengembangkan kegiatan kegiatan pendidikan pendidikan bidang kesenian dengan harapan dengan ketertinggalan pendidikan formal bahwa kita akan bisa menciptakan SDM yang memiliki nilai cipta kreasi dan imajinasi yang tinggi sehingga dapat menjadi bagian dari kolaborasi penciptaan produk teknologi atau inovasi yang berbasis teknologi," terang Dhanny.
Sebagai informasi, sebelumnya Staf Kasi Pemerintahan Kecamatan Cikidang ,Purnawan mengatakan rencana pembangunan Bukit Algoritma di atas lahan seluas 888 ha yang tersebar di beberapa lahan perkebunan di kawasan Pasir Langkap, Cilentab dan Kubang. Namun, sesuai keterangan Dhanny Handoko di atas, lahan 888 ha tersebut berada di kawasan perkebunan PT Bintang Raya Lokalestari.
KEK Sukabumi
Selain soal lahan Bukit Algoritma,Dhanny juga bicara soal kawasan ekonomi khusus (KEK)Sukabumi.
Dhanny menjelaskan status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sendiri saat ini masih dalam progres usulan dan memang belum masuk dalam kawasan KEK.
"Mengenai KEK kita mesti hati-hati, kadang kala kita juga suka bingung, kadang kala kalau bupati (Bupati Sukabumi) sudah teken, pak gubernur sudah teken itu kita dianggap kota baru KEK Provinsi tapi kan enggak ada KEK Provinsi. Jadi paling pantesnya usulan KEK, belum (fiks) KEK, usulan KEK Jabar dari tim perintis sampai tim pelaksana," kata Dhanny, Selasa (13/4/2021).
Dikatakan Dhanny, saat ini yang memang palingbpertama adalah mega proyek Lido (milik Harry Tanoe) yang dianggap Dhanny jauh lebih maju prosesnya saat ini.
"Usulan Rintisan KEK Jabar dipercayakan kepada kami, kami sendiri syukur mendapat kesempatan seperti kuliah lagi, sehingga terbentuk KEK Sukabumi dengan 5 pilar," lanjutnya.
Lima pilar itu kemudian dijelaskan panjang lebar oleh Dhanny, mulai dari pariwisata, kemandirian pangan melalui pertanian, kesehatan, perkembangan teknologi dan gaya hidup tangguh berkelanjutan kesiapan menghadapi bencana.
"Pariwisata, konsep awal kami kita harus menjaga, memperindah, mempernyaman, memperamah kemudian kami juga punya tanggung jawab pemgembangan kemandirian pangan lewat pilar pertanian 4.0," ujar Dhanny.
"Setelah kenyang dengan pertanian artinya mencukupi pangan kemudian kita diharapkan menjaga kesehatan. Seperti waktu pandemi ini saat sudah PPKM Mikro Kecamatan Cikidang khususnya atau di desa sekitar kami umumnya masih zona hijau, karena ruang yang masih luas," sambung dua.
(hns/hns)