Deretan Mal RI yang Pernah Dijual, Mana Paling Mahal?

Deretan Mal RI yang Pernah Dijual, Mana Paling Mahal?

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 19 Apr 2021 13:56 WIB
Sejumlah pengunjung tampak berdatangan ke Lippo Mall Puri yang kembali dibuka untuk umum. Para pengunjung tampak memakai masker saat beraktivitas di dalam mal.
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Beberapa pusat belanja atau mal di Indonesia ada yang dijual. Alasan para pemilik menjual adalah untuk memenuhi biaya operasional perusahaan hingga membayar kewajiban seperti pinjaman atau utang.

Berdasarkan catatan detikcom, selama pandemi COVID-19 tercatat setidaknya ada empat mal yang dijual. Pertama aksi PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang membeli dua mal miliki Duniatex Group, yaitu Hartono Mall Yogyakarta dan Hartono Solo Baru.

Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, transaksi pembelian dilakukan pada 25 November 2020. Nilai transaksi mencapai Rp 1,35 triliun di mana nilai transaksi termasuk pajak-pajak dan biaya-biaya terkait transaksi lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, aksi PT Lippo Karawaci Tbk (LKPR) melalui anak usahanya yakni PT Mandiri CIpta Gemilang (MCG) menjual Mal Puri seharga Rp 3,5 triliun kepada perusahaan afiliasinya, yaitu PT Puri Bintang Terang (PBT).

Dana kas yang didapatkan Lippo Karawaci dari transaksi ini akan memberikan Perseroan fleksibilitas keuangan tambahan dalam mencapai proyeksi pertumbuhannya.

ADVERTISEMENT

Penjualan Lippo Mall Puri adalah suatu inisiatif kunci dari Tim Manajemen baru yang akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 3,5 triliun dari penjualan tersebut dan membantu kontribusi pendanaan bagi penyelesaian proyek-proyek berjalan serta peluncuran pengembangan rumah tapak terjangkau di masa mendatang.

Ketiga, adalah penjualan AEON Mall Sentul City. PT Sentul City Tbk (Perseroan) menjual pusat perbelanjaan yang dimilikinya kepada PT AEON Mall Indonesia seharga Rp 1,9 triliun. Transaksinya berlangsung pada 15 April 2021.

Proses penjualan tanah dan bangunan mal ini akan digunakan oleh Sentul City untuk beberapa hal, seperti kegiatan operasional, memperbaiki kas untuk keberlangsungan usaha, memenuhi perjanjian seperti pembayaran pinjaman atau utang Rp 900 miliar kepada Bank BNI.

(hek/fdl)

Hide Ads