Desain Istana di Ibu Kota Baru Lagi Finishing, Kapan Dibangun?

Desain Istana di Ibu Kota Baru Lagi Finishing, Kapan Dibangun?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Sabtu, 24 Apr 2021 22:30 WIB
Konsep desain Masjid Agung di Ibu Kota Baru karya Nyoman Nuarta
Foto: Dok. Instagram @Nyoman_Nuarta
Jakarta -

Desain awal Istana Presiden di ibu kota baru Kalimantan Timur (Kaltim) sedang tahap penyelesaian alias finishing. Desain Istana Presiden dengan patung Garuda yang telah diketahui publik itu adalah karya seniman I Nyoman Nuarta bersama timnya.

Nyoman mengatakan, setelah ditetapkan sebagai pemenang sayembara yang digelar pemerintah, desain itu masih dilakukan penyesuaian dengan kebutuhan untuk istana itu sendiri, dan juga kondisi lingkungan di Kaltim. Pihaknya memiliki waktu 2-3 minggu ke depan untuk proses finishing.

"Sudah final sih, tapi kan bentuknya masih bisa kita sesuaikan lagi. Ada urusan ruang di dalam. Ada yang harus diperbesar, ada yang nggak perlu. Lalu kondisi tanahnya seperti apa. Apa bisa dengan struktur seperti itu? Nah itu kan macam-macam. Ini kita tanya ahli, ada yang pelajari soal tanahnya, soal security, segala macam itu," kata Nyoman ketika ditemui detikcom di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (24/4/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu, desain siap untuk masuk proses lelang penetapan kontraktor. Namun, menurut Nyoman lelang baru akan dilakukan setelah Rancangan Undang-undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) disahkan. Begitu juga dengan proses pembangunannya.

"Pembangunannya setelah basic desain selesai, kita kan dikasih waktu 2-3 minggu, itu akan ditenderkan kalau sudah ada UU IKN, baru bisa ditenderkan," tutur Nyoman.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan, Kementerian PUPR dan pihak Istana turut memberikan rincian spesifikasi yang dibutuhkan untuk bangunan di Kaltim tersebut. Tim Nyoman, Kementerian PUPR, dan pihak Istana bekerja sama dalam sebuah tim.

"Timnya 40 sekian, belum termasuk PUPR. Kan data-data dikasih oleh PUPR. Lalu dari Istana juga bicara keperluannya apa dan sebagainya," imbuhnya.

Meski menuai kritik, Nyoman menegaskan desain yang digagasnya itu dibuat dengan perencanaan yang lengkap. Terkait patung Garuda yang jadi pembicaraan di media sosial, ia mengatakan rancangan itu dibuatnya karena menunjukkan identitas Indonesia secara keseluruhan.

"Kenapa saya pilih Garuda? Tidak menonjolkan (satu) etnis? Karena kita terdiri dari 700 suku bangsa yang masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri. Nah kalau salah satunya saya tampilkan di sana, misalnya rumah khas padang, atau rumah mana lah. Apakah yang lain marah? Ya pasti marah, memangnya orang Indonesia itu saja?" tutup Nyoman.

(vdl/fdl)

Hide Ads