Mulai 'Obati' Krisis Utang, Evergrande Lanjutkan Pembangunan 10 Proyek

Mulai 'Obati' Krisis Utang, Evergrande Lanjutkan Pembangunan 10 Proyek

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 25 Okt 2021 10:15 WIB
Evergrande
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Raksasa properti China, Evergrande Group mengumumkan telah melanjutkan pembangunan lebih dari 10 proyek di enam kota Negeri Tirai Bambu. Raksasa properti ini tengah terlilit utang.

Perusahaan mengumumkan dalam sebuah unggahan di akun WeChat beberapa proyek yang telah dilanjutkan telah memasuki tahap dekorasi interior. Ada juga bangunan lain yang baru selesai di tahap konstruksi.

Mengutip Reuters, Senin (25/10/2021) Evergrande mengungkap melanjutkan sejumlah proyeknya untuk menumbuhkan lagi kepercayaan pasar. Kepercayaan itu juga ditunjukkan perusahaan dengan menargetkan penyelesaian proyek dengan kejelasan waktu dan tanggalnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu proyek yang dijanjikan selesai salah satunya stadion sepak bola terbesar di dunia di selatan kota Guangzhou. Perusahaan mengklaim proyek itu berjalan sesuai rencana.

Sebelumnya, perusahaan mengungkap dari total 1.300 proyek, ada banyak yang terpaksa ditunda karena perusahaan terlilit utang lebih dari US$ 300 miliar. Belum diungkapkan berapa proyek yang terpaksa ditunda, tetapi perusahaan sejak Agustus lalu telah melakukan negosiasi untuk melanjutkan sejumlah proyek. Kini lebih dari 10 proyek dilanjutkan untuk digarap.

ADVERTISEMENT

Selain melanjutkan berbagai proyek yang tertunda, perusahaan juga diketahui mulai membayar utang sebesar US$ 83,5 juta pekan lalu. Pembayaran itu untuk bunga obligasi berdenominasi dolar yang jatuh tempo bulan lalu.

Masa tenggang 30 hari untuk pembayaran utang itu berakhir pada hari Sabtu. Sumber yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa Evergrande telah mentransfer dana tersebut ke pemegang obligasi. Namun pihak Evergrande belum memberikan pernyataan.

Setidaknya kabar ini memberikan sedikit kelegaan kepada investor dan analis. Mereka khawatir perusahaan raksasa properti itu di ambang kehancuran dan akan tergelincir ke jurang gagal bayar. Hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan berupaya untuk menenangkan investor luar negeri.

(ara/ara)

Hide Ads