PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) bekerja sama dengan BP Jamsostek memberikan fasilitas kredit untuk renovasi rumah hingga Rp 200 juta.
Syarat untuk mendapatkan program ini, harus terdaftar sebagai peserta BP Jamsostek. Nah dari kerja sama ini ada fasilitas Pinjaman Uang Muka Perumahan (PUMP), Pinjaman Renovasi Perumahan (PRP).
Lalu Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BP Jamsostek dari Bank BTN. Untuk fasilitas PUMP, peserta BP Jamsostek bisa mengajukan kredit hingga Rp 150 juta yang dapat dipergunakan untuk uang muka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk Pinjaman Renovasi Perumahan (PRP) peserta BP Jamsostek juga bisa mengakses pinjaman hingga Rp 200 juta yang dapat dimanfaatkan untuk Renovasi Rumah dengan jangka waktu paling lama 15 tahun," jelas Haru dalam siaran pers, dikutip Jumat (29/10/2021).
Peserta BP Jamsostek juga dapat menikmati fasilitas KPR BP Jamsostek hingga Rp 500 juta dengan jangka waktu maksimal 30 tahun. "Dengan suku bunga saat ini, peserta BP Jamsostek juga dapat menikmati bunga single digit, sehingga ini menjadi momentum yang tepat bagi peserta BP Jamsostek untuk memanfaatkan kredit untuk memiliki atau merenovasi rumah dari Bank BTN," ujar dia.
Haru mengungkapkan program ini untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan rumah di Indonesia.
Haru juga mengatakan kemudahan akses ke kredit rumah ini memberikan jaminan hari tua untuk para peserta BP Jamsostek. "Karena selain mendapatkan keuntungan dari jaminan hari tua (JHT), juga fasilitas pembiayaan untuk memiliki rumah yang aman dan nyaman," kata dia.
Direktur Utama BP Jamsostek Anggoro Eko Cahyo mengatakan fasilitas KPR BP Jamsostek bekerja sama dengan Bank BTN ini akan semakin melengkapi manfaat dari JHT para peserta.
"Tentunya kami berharap kemudahan ini akan mempercepat pemenuhan kebutuhan akan rumah terutama bagi para pekerja di Indonesia," jelas dia.
Dengan berbagai inovasi dan kemitraan yang dilakukan Bank BTN, hingga September 2021, perseroan mencatatkan pertumbuhan KPR sebesar 7,81% secara tahunan (year-on-year/yoy). Penyaluran tersebut tercatat naik dari Rp 196,51 triliun pada September 2020 menjadi Rp 211,85 triliun di bulan yang sama tahun berikutnya.