Pengembang Besar Mulai 'Berburu' Tanah Ibu Kota Baru

Pengembang Besar Mulai 'Berburu' Tanah Ibu Kota Baru

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 18 Jan 2022 18:15 WIB
Pindah Ibu Kota
Foto: Pindah Ibu Kota Tim Infografis: Nadia Permatasari
Jakarta -

Tanah di sekitar ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur mulai diburu pengembang besar. Para pengembang mulai berburu tanah untuk dikembangkan seiring dengan berpindahnya ibu kota ke Kalimantan Timur.

Menurut Sekretaris Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara Adi Kustaman, para pengembang besar mulai melakukan penjajakan di kawasan Sepaku. Seperti diketahui, Sepaku sendiri merupakan salah satu kawasan yang digadang-gadang jadi area ibu kota baru.

"Pengembang-pengembang besar itu mulai banyak sekali, dia mulai penjajakan. Datang ke kami. Tapi kan mereka dalam jumlah besar, artinya ya kan masuknya investasi besar. Saya arahkan lah dia ke pemerintah daerah aja," ungkap Adi kepada detikcom, Selasa (18/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adi mengatakan kebanyakan pengembang-pengembang ini mencari area luas untuk disulap jadi kawasan perumahan. Dia bilang para pengembang butuh tanah mencapai ratusan hektare.

Sayangnya, Adi menutup informasi soal siapa saja pengembang yang sudah datang dan melakukan penjajakan investasi di Sepaku.

ADVERTISEMENT

"Mereka kebanyakan cari buat perumahan, sudah banyak sekali pengembang-pengembang properti itu ke sini. Dia mau jumlah besar seratus dua ratus hektare ya," ungkap Adi.

Prospek tanah di sekitar ibu kota baru memang mulai menggiurkan seiring dengan kian nyatanya rencana perpindahan ibu kota. Buktinya, tanah di sekitar wilayah ibu kota baru mengalami kenaikan.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Sejak pengumuman perpindahan ibu kota baru di tahun 2019 yang lalu, Adi mengatakan harga tanah di wilayahnya mengalami peningkatan sampai 10 kali lipat.

"Paska pengumuman di 2019, Agustus waktu itu, diumumkan Pak Jokowi sebagian Penajam dan Kukar Kaltim sebagai ibu kota negara, itu ya sudah mulai kenaikan. Langsung saat itu juga. Kenaikannya ini dari 5 sampai 10 kali lipat," kata Adi.

Fakta itu tidak sembarang diungkapkan olehnya. Pasalnya menurut Adi, ada data transaksi dan dokumen pertanahan yang dilakukan oleh masyarakat di kecamatan. Belum lagi ada beberapa kabar-kabar tawaran tanah yang dia dengar dari masyarakat.

Nominalnya, kenaikan harga tanah terjadi dari yang awalnya hanya Rp 75-100 juta per hektare, saat ini sudah naik jadi Rp 300-500 juta per hektare. Bahkan ada juga beberapa yang di atas Rp 500 juta per hektare.

Adi yakin kenaikan harga tanah itu tidak akan berhenti sampai saat ini, bahkan akan makin besar jumlahnya di kemudian hari seiring dengan semakin nyatanya rencana perpindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.

"Nah hari ini disahkan lah itu UU IKN, saya meyakini bahwa ini pasti akan naik terus. Apalagi sinyalnya makin kelihatan," ujar Adi.


Hide Ads