Faisal Basri Kritik Ibu Kota Baru, Singgung Adik Prabowo-Pembisik Jokowi

Faisal Basri Kritik Ibu Kota Baru, Singgung Adik Prabowo-Pembisik Jokowi

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 26 Jan 2022 22:20 WIB
Ekonom dan politikus
Foto: Muhammad Ridho: Ekonom Faisal Basri
Jakarta -

Ekonom Senior Faisal Basri mencium aroma tidak sedap dalam pembangunan ibu kota baru di Kalimatan Timur. Faisal mengungkap sejumlah 'keganjlan' dalam pembangunan ibu kota negara bernama Nusantara tersebut.

Pertama, pembangunan pabrik semen baru di Kalimantan Timur secara tiba-tiba. Padahal, industri semen dalam negeri dalam kondisi kelebihan pasokan.

"Padahal, pabrik semen di kita sekarang kelebihan kapasitas, hanya terpakai 60% jadi harusnya ibu kota baru itu mampu menyerap semen-semen, dan pabrik semen yang udah ada. Kenapa diizinkan pabrik semen baru Hongshi Group itu, dari China lagi," katanya dalam acara bertajuk 'Adu Perspektif' detikcom, Rabu (26/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, dari informasi yang ia terima, pengadaan air di ibu kota baru dilakukan oleh perusahaan Hasjim Djojohadikusumo, adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

"Pengadaan logistik untuk pembangunan ibu kota lewat dua pelabuhan yang dimiliki oleh Sukanto Tanoto dan Hasjim Djojohadikusumo juga," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Ketiga, Faisal juga mengaitkan pembangunan ibu kota negara dengan pengembangan di Kalimantan Utara. Rencananya, Kalimantan Utara akan dikembangkan menjadi green city yang mayoritas akan dibiayai dari investasi China.

Tak cuma itu, ia menyinggung perusahaan milik Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ia juga mengaku, telah bertemu dengan utusan Luhut.

Utusan tersebut, kata Faisal, tidak tahu-menahu lahan perusahaan dimasukkan dalam kawasan ibu kota negara.

"Kan ibu kotanya dari 100 sekian hektar menjadi 250 ribu hektar. Maka masuklah ring dua ini kawasannya milik Pak Luhut itu. Dan ternyata dia (utusan Luhut) mengatakan, 'Oh kami masih beroperasi oleh karena itu masih ada lubang-lubang'," terangnya.

Selanjutnya soal pembisik Jokowi. Langsung klik halaman berikutnya

Simak Video 'Faisal Basri Singgung Janji Jokowi Bangun IKN Tak Pakai APBN':

[Gambas:Video 20detik]



Pada kesempatan tersebut, Faisal juga bercerita mengenai alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulanya percaya diri ibu kota baru tidak menggunakan APBN.

"Itu gara-gara pengambilan keputusannya dilandasi oleh pembisik. Jadi pembisik yang dibawa ke istana oleh siapa, saya nggak tahu, investor bilang ke Pak Jokowi bahwa saya siap dana US$ 100 miliar," katanya.

Menurut Faisal, dana tersebut sangat besar dan kemungkinan cukup untuk pembangunan ibu kota baru. Perkataan Faisal Basri ini berdasarkan informasi dari seorang Wakil Menteri. "Ini seorang Wakil Menteri yang cerita ke saya, saya bukan mengada-ada," ujarnya.

Namun, diketahui ada syarat di balik uang tersebut. Persyaratan tersebut yakni negara harus menghadirkan 5 juta penduduk. Menurut Faisal, 5 juta orang ini membutuhkan rumah, sekolah, perkantoran, dan lain-lain di mana investor itu yang menentukan dan membangun.

"Akhrinya Pak Jokowi sadar, 'Oh iya ya nggak boleh begini dong'. Makanya muncullah dana dari APBN itu," ujarnya.


Hide Ads