3 Fakta Ngenes Warga Desa Miliarder di Tuban

Terpopuler Sepekan

3 Fakta Ngenes Warga Desa Miliarder di Tuban

Tim detikcom - detikFinance
Minggu, 30 Jan 2022 21:00 WIB
kampung miliarder di tuban
Foto: Ainur Rofiq
Jakarta -

Sebuah desa di Tuban sempat menyita perhatian publik, bagaimana tidak warga-warganya sempat menjadi miliarder dadakan.

Mereka tiba-tiba jadi kaya raya berkat uang ganti rugi hasil pembebasan tanah untuk pembangunan proyek kilang pertamina yang mencapai miliaran Rupiah.

Total ada 27 warga yang hidupnya pas-pasan berbalik menjadi kaya mendadak dan dikenal miliarder. Dengan uang yang mencapai miliaran Rupiah, banyak warga desa yang memilih untuk membeli mobil mewah, dan merenovasi atau membangun sebuah rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi, kini kondisi mereka cukup memprihatinkan. Faktanya, uang ganti rugi tersebut terlalu banyak terbuang percuma. Kini mereka hidup melarat lagi. Saking ngenesnya sampai-sampai harus menjual ternak untuk bertahan hidup.

Berikut ini 3 nasib ngenes warga desa miliarder, yang dirangkum dari catatan pemberitaan detikcom, Minggu (30/1/2022).

ADVERTISEMENT

1. Jual Sapi untuk Sambung Hidup

Selang setahun ternyata warga desa Tuban tersebut banyak yang jatuh miskin hingga menjual hewan ternaknya untuk bertahan hidup. Kini warga kampung miliader di Tuban dihantui rasa penyesalan.

Hal ini diketahui ketika warga enam desa ditemui detikcom, Senin (24/1/2022) saat unjuk rasa di depan kantor proyek GRR Tuban.

Mereka bercerita hanya menghabiskan tabungan karena tak ada pekerjaan lagi setelah tanah yang menjadi sumber penghasilan mereka dibeli PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).

Bersambung ke halaman selanjutnya.

2. Banyak Pengangguran

Kisah warga desa Tuban yang mendadak jadi kampung miliarder, kini sangat berbanding terbalik. Hal ini diutarakan oleh Ketua Paguyuban Karang Taruna Ring 1 Proyek GRR, Ghoni, Selasa (25/1/2022).

Ia menjelaskan warga yang menganggur dulunya adalah petani, tetapi lahannya sudah dijual dan mereka tidak ada lahan lain lagi makanya jadi menganggur.

"Beberapa warga yang nganggur ini dulu jadi petani, buruh tani ke warga yang punya lahan luas. Tapi saat ini jangankan jadi petani, jadi buruhnya petani sudah tak bisa, karena lahannya sudah dijual," tutur Ghoni.

Mereka sebenarnya sempat dijanjikan pihak perusahaan akan diberikan pekerjaan, tetapi selama satu tahun lebih, janji itu tak kunjung didapatkan. Ladang hilang, pekerjaan pun tak datang.

3. Butuh Pekerjaan

Kini, warga desa Tuban mulai resah karena ladang dan sawah yang selama ini menghidupi mereka sudah tidak ada lagi, sehingga banyak warga yang mulai butuh pekerjaan.

"Ya ada yang sudah kerja saat dulu awal butuh security, tapi juga tak lebih dari 30 orang. Bahkan saat ini ada warga ring 1 yang sudah nyerahkan berkas lamaran tapi banyak yang dipersulit dengan aturan," kata Ghoni.

Ghoni juga menambahkan, banyak warga desa berunjuk rasa menagih janji pihak pertamina yang disebut menjanjikan warga akan mendapat pekerjaan di proyek.


Hide Ads