Ini Beban yang Dipikul Jakarta Sebagai Ibu Kota, Wajar Pindah?

Ini Beban yang Dipikul Jakarta Sebagai Ibu Kota, Wajar Pindah?

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 06 Feb 2022 19:34 WIB
Pindah Ibu Kota
Foto: Mindra Purnomo/detikcom
Jakarta -

Keputusan pemerintah pindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim) masih menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, apa urgensinya pemindahan ini?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah mengatakan bahwa beban Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia sudah terlalu berat. Tidak hanya dalam sisi fungsinya, tapi juga dalam menampung penduduknya.

"Banyak pertanyaan kenapa harus pindah,. Yang pertama beban Jakarta saat ini sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan dan jasa, airport, pelabuhan laut terbesar di Indonesia," kata Jokowi di Istana Negara, Senin (26/8/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan beban Jakarta memang kompleks karena memiliki multifungsi sebagai sebuah kota.

"Bukan hanya pusat pemerintahan negara tetapi juga pusat bisnis, pusat perdagangan, pusat jasa, pusat pendidikan, juga salah satu pusat industri pariwisata dan lain-lain. Jadi bebannya secara fungsinya itu memang kompleks," tuturnya saat dihubungi, Minggu (6/2/2022).

ADVERTISEMENT

Beban itu membuat Jakarta dari sisi kemacetan, polusi, hingga air sudah semakin parah.

"Ini konsentrasi penduduk yang besar seperti ini dampaknya itulah terjadi kemacetan, polusi udara, masalah persampahan, banjir dan sebagainya. Jadi itu yang dihadapi penduduk Jakarta dan sekitarnya," bebernya.

Nah dengan dipindahnya ibu kota dari Jakarta ke Kaltim diharapkan bisa mengurangi salah satu fungsi di atas. Meskipun dinilai tidak akan berkurang drastis.

"Berkurang sedikit karena sebetulnya fungsi-fungsi yang lain sebagai pusat bisnis dan perdagangan, jasa dan lain-lain masih tetap jalan. Jakarta sudah jadi sebuah global city sehingga ketika pemerintahan dipindah, sebetulnya tidak akan mengurangi daya tarik Jakarta sebagai sebuah kota," bebernya.

Atas dasar itu Faisal setuju jika ibu kota Jakarta dipindah ke Kaltim. Hanya saja waktunya dinilai tidak tepat jika dilakukan di tengah pandemi COVID-19 saat ini.

"Jadi ada sesuatu yang memang urgent untuk dipertimbangkan, bukan berarti pindah ibu kota tidak perlu dilakukan, saya rasa perlu, cuma masalahnya disesuaikan timing-nya dan kemampuan kapasitas finansial kita karena kita pengin pembangunan ibu kota mempertimbangkan segala macam aspek seperti budaya, hak-hak masyarakat setempat, kelestarian lingkungan dan lain-lain," tuturnya.

(aid/dna)

Hide Ads