Potensi penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung diperkirakan hilang 29.942 orang. Angka itu setara hampir 50% dari proyeksi penumpang sebelumnya.
Ada beberapa hal yang menyebabkan potensi penumpang Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung susut. Salah satunya karena adanya pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet menjelaskan pada saat feasibility study di 2017, hasil kajian demand forecast penumpang per hari diperkirakan mencapai 61.157 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian setelah dilakukan evaluasi oleh POLAR UI dengan memperhatikan semua asumsi termasuk terkait adanya rencana pemindahan ibu kota dan lain-lain, penumpang menjadi 31.215 penumpang per hari," terangnya dalam dalam RDP dengan Komisi V, Senin (7/2/2022).
Jika dihitung maka potensi kehilangan penumpang dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung mencapai 29.942 orang. Angka itu berkurang 48,9% dari asumsi sebelumnya.
"Ini menjadi suatu asumsi dasar yang kita gunakan saat ini," tambahnya.
Dwiyana menerangkan, perkiraan penumpang sebanyak 31.125 orang per hari itu akan dilayani oleh 68 kereta per hari oleh 11 train set yang dipersiapkan. Rencananya jadwal operasi akan berlangsung mulai pukul 5.30 hingga 20.00.
"Kapasitas 1 train set ada 601 seat, terdiri dari 3 kelas, VIP, first class, dan second class. Tarif berkisar Rp 150-350 ribu sesuai hasil study demand forecast POLAR UI," terangnya.
Simak Video: Biang Keladi Operasi Kereta Cepat Mundur ke Juni 2023
Hasil review feasibility study yang dilakukan saat ini juga potensi break even point (BEP) mencapai 40 tahun. Menurutnya perhitungan itu masih terus dilakukan dan diharapkan bisa lebih cepat.
"Saat ini perhitungan review FS masih belum final, kemarin sempat di angka 40 tahun. Namun masih kita coba evaluasi agar kira-kira apakah ada lagi potensi-potensi revenue stream lagi atau strategi bisnis yang lain yang bisa membuat BEP bisa lebih kecil dari 40 tahun," ujarnya.
(das/fdl)