Ka'bah Masuk Metaverse, Eh Langsung Banjir Kritik

Ka'bah Masuk Metaverse, Eh Langsung Banjir Kritik

Kholida Qothrunnada - detikFinance
Selasa, 08 Feb 2022 18:50 WIB
A Saudi police woman, left, who is recently deployed to the service, at top left, stands alert in front of the Al-Safa mountain, as pilgrims pray at the Grand Mosque, at the Grand Mosque, a day before the annual hajj pilgrimage, Saturday, July 17, 2021. The pilgrimage to Mecca required once in a lifetime of every Muslim who can afford it and is physically able to make it, used to draw more than 2 million people. But for a second straight year it has been curtailed due to the coronavirus with only vaccinated people in Saudi Arabia able to participate. (AP Photo/Amr Nabil)
Foto: AP/Amr Nabil
Jakarta -

Pemerintah Arab Saudi berencana meluncurkan virtual reality (VR), sehingga nantinya Ka'bah di Masjidil Haram dapat dikunjungi lewat Metaverse secara virtual. Arab Saudi sejatinya telah melakukan diskusi untuk membawa Ka'bah ke metaverse pada Desember 2021.

Ka'bah di Metaverse merupakan proyek yang diluncurkan olah Syeikh Abdurrahman Sudais selaku Imam Besar Masjidil Haram. Imam Besar Masjidil Haram itu mengatakan, "Saat ini peninggalan sejarah Islami juga perlu untuk didigitalkan.

Melansir laman Hurriyet Daily News, peristiwa metaverse disebut 'Inisiatif Batu Hitam Virtual' di mana nantinya Hajr Aswad akan bisa dilihat secara virtual. Peluncuran VR Ka'bah di Metaverse, tentunya akan memungkinkan para umat islam untuk melakukan simulasi kunjungan ke Ka'bah, baik itu untuk beribadah haji maupun umrah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibadah haji merupakan suatu kegiatan ibadah tahunan yang dilakukan para umat islam, dengan mengunjungi Ka'bah. Setiap tahunya pemerintah Arab Saudi bisa mendapatkan pendapatan mencapai US$ 12 miliar dari penyelenggaraan haji dari 2,5 juta undangan jamaah haji.

Namun, rencana peluncuran Ka'bah lewat Metaverse telah menimbulkan perbedaan pendapat sehingga menimbulkan suatu kontroversi. Beberapa lembaga Islam dunia, berpendapat bahwa adanya Ka'bah dalam dunia metaverse bukan termasuk cara yang dapat dikategorikan sebagai 'pelaksanaan ibadah haji yang nyata'.

ADVERTISEMENT

Bagaimana pendapat lembaga islam Seluruh Dunia? Buka halaman selanjutnya.

Simak Video: MUI soal Ka'bah Metaverse: Sarana Mengenal Kawasan, Bukan untuk Ibadah Haji

[Gambas:Video 20detik]



Direktorat Urusan Agama Turkiye (Diyanet), menyatakan bahwa meskipun kunjungan Ka'bah dapat dilakukan lewat metaverse, hal itu tidaklah pernah dianggap sebagai ibadah yang nyata/sebenarnya.

Remzi Bircan selaku direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah Diyanet, menjelaskan "Orang-orang beriman dapat mengunjungi Ka'bah di metaverse, tetapi itu tidak akan pernah dianggap sebagai ibadah yang nyata," ujar Bircan.

Menurutnya, ibadah haji harus dilakukan di Mekkah dalam kehidupan nyata, dengan kaki harus menyentuh tanah.

KH Asrorun Niam Sholeh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, juga mengatakan "Kunjungan virtual ini bisa dilakukan dalam rangka mengenalkan sekaligus melakukan latihan manasik haji, sebagaimana latihan manasik di Asrama Haji Pondok Gede. Serta untuk explore secara faktual, supaya ada pengetahuan lebih sebelum pelaksanaan ibadah haji," jelas Asrorun Niam saat dimintai konfirmasi, Selasa (8/2/2022).

Asrorun Niam menekankan bahwasanya kunjungan virtual Ka'bah secara virtua,l hanya bisa untuk manasik saja, dan tidak sah hukumnya jika ibadah haji dilakukan secara metaverse.

setelah acara Virtual Black Stone Initiative" Arab Saudi pada Desember 2021, metaverse Ka'bah telah menjadi kontroversial di kalangan umat Muslim di seluruh dunia.

Adanya pandemi COVID-19 beberapa tahun belakangan, tentunya membuat pendapatan Arab Saudi menurun. Oleh sebab itu, saat ini Arab Saudi berusaha untuk mereformasi sejumlah kebijakan untuk mendiversifikasi pendapatan negeri suci umat islam itu.

Adanya beberapa pendapat tersebut, apakah Ka'bah di Metaverse tetap akan diluncurkan?


Hide Ads